Sabtu, 28 Agustus 2010

In tansurulloha yansurkum...wayutsabbit aqdaamakum..

Bismillah...
Sudah cukup lama tidak menulis di blog ini. Pagi 29 Agustus 2010 jam 5.56 WIB tepat selesai aku membaca sebuah novel 461 halaman. Novel yang direkomendasikan oleh salah seorang sahabat.
Yaa ayyuhalladziina amanu in tansurulloha yansurkum wa yutsabbit aqdaamakum..
sebuah surat dari Al-Quranul Kariim surah Muhammad ayat 7.
Ketika aku "menemukan" kalimah mulia ini disalah satu halaman novel tersebut, hatiku tertegun untuk beberapa waktu. Mencoba mencerna pesan-pesan mulia di balik firman Alloh azzawajalla. Mencoba meresapi untaian kata demi kata ayat mulia tersebut.
Sebelumnya ketika mengikuti sebuah acara di suatu panti asuhan tanggal 28 Agustus 2010, wajahku enggan berpaling pada tulisan arab yang aku mengerti betul artinya. Sebuah hadist yang seakan mengingatkanku pada kewajiban yang selama ini aku lalaikan, aku nomorduakan. Hadist tersebut kurang lebih berarti seperti ini:
Saya mendengar Rasululloh bersabda : Barangsiapa diantara kamu melihat suatu kemungkaran, maka ubahlah dengan tanganmu. Jika tidak mampu ubahlah dengan lisanmu. Jika tidak mampu ubahlah/bencilah dengan hati,maka itu adalah selemah-lemah iman (wallohu a'lam)
Suatu peristiwa atau kebetulan yang terencana menurutku. Ketika diri yang lemah ini merasa canggung dalam dakwah, merasa lemah dalam menyeru kebaikan, merasa tidak pantas untuk mengemban amanah dakwah dan was-was lain yang aku tersadar bahwa itu semua adalah bisikan setan yang menggoda dari atasku dan bawahku, dari kanan dan kiriku, dari depan dan belakangku, dari arah mana saja untuk melemhakan keyakinan hamba yang lemah berlumpur dosa.
Seketika diri ini bertanya, sudahkah ? sudahkah kamu menolong agama Alloh? sudahkah kamu melakukan perubahan atas kemaksiatan yang jelas-jelas ada didepan mata? sudahkah? sudahkah? sudahkah?
Mungkin kamu berpikir,"ah aku mau fokus studi, tak mau lagi ngurus-ngurus hal seperti itu karena menyita waktu" atau "ah aku belum pantas melakukan hal itu, masih sedikit ilmuku"..seperti itukah? Istighfar akhii, percaya itu adalah was-was setan yang dibisikkan kedalam hati kita dari segala penjuru. Tidakkah engkau melihat janji-Nya bagi siapa saja yang menolong agama Alloh? tidakkah engkau percaya? masihkah engkau ragu dengan janji yang diberikan oleh sebenar-benar pemberi janji yang tak mungkin diingkari-Nya?
Bangun akhi..Yaa ayyuhal muddatsir,qum fa andzir..aku rasa ayat tersebut bukan hanya ditujukan bagi Nabi Muhammad Rasul tercinta, tapi kepada engkau juga.
Bangun dan beri peringatan. Bangun dan agungkan nama Tuhanmu...Bangun dan buat perubahan...bangun dari selimut kelalaian,bangun dari selimut ketidaksadaran,bangun dari selimut keragu-raguan dan mari berbuat kebaikan...
Yansurkumulloh..berjuang membantu ajaran penuh kebaikan dan kedamaian dunia akhirat ini..yansurkum..Alloh juga akan membantumu dan meneguhkan pendirianmu,meneguhkan tekadmu..wa yutsabbit aqdaamakum..
Jangan menyerah walau yakin akan banyak rintangan yang akan menghadang kita..tapi yakinlah bahwa pertolongan Alloh pasti bersama hamba-hamba-Nya yang terus berjuang dengan keikhlasan, pengorbanan dan sabar...
Masih ingatkah engkau tulisan yang engkau buat hampir 7 tahun yang lalu? kau tulis dalam selembar kertas dan kau tempelkan dilemari pakaian sekaligus kitab-kitabmu? waktu itu kau menulis " Alloh tidak akan menyia-nyiakan usaha hamba-Nya"..ingatlah,bahwa tulisan tersebut masih dan akanterus relevan sampai nyawamu ditarik melalui tenggorokanmu..

Rabu, 18 Agustus 2010

Rugi Kalau Baca : Catatan Nggak Penting Penulis

Jarum jam tanganku menunjuk angka 13.55. Setelah perjalanan cukup melelahkan Jogja-Klaten kemudian balik dari Klaten-Jogja, iseng aku tuliskan hal yang sebenarnya tidak ingin kutulis. Perjalanan seorang jurnalis amatiran yang secara tidak sengaja menjadi juru tulis.
Tahun 2008, tepatnya aku lupa,aku mulai menulis. Menulis liputan kegiatan untuk majalah di kampusku. Tak kusangka keisengan ini menjermuskanku pada dunia jurnalistik yang sebelumnya sangat tidak aku sukai. Aku mau ikut karena yah lumayan dapat sesuatu untuk sekedar beli makan siang selama beberapa hari di McD..he3..sapa juga yg ga mau..
Dari keisengan ini aku bisa bertemu orang-orang yang sebelumnya mungkin aku tidak pernah punya bayangan untuk bertemu apalagi bercakap-cakap dalam suasana yang santai. Sudah lupa berapa banyak orang "penting" diwawancarai oleh orang nggak penting ini,
1. Menteri Kesehatan RI 2004-2009, Bu Siti Fadhilah Supari. Wawancara dadakan,yg mengesankan. Orangnya ramah dan enak untuk diajak ngobrol. Kata orang beliau galak, tapi menurutku beliau orangnya baik.
2.Pak Sugiri Syarif,Direktur BKKBN Pusat,pernah jadi Sekjen KPK juga,aneh padahal beliau dokter. Kakak kelasnya prof Hardjo ternyata...^^b..itu juga mendadak juga. Jam 12.30 dihubungi bu yanri untuk interview beliau jam itu juga. Mana ga ada persiapan materi lagi,tapi alhamduulillah lancar. Oiya itu kan jam makan siang,dan alhamdulillah sekalian diajak makan siang juga..hohoo..mahasiswa gitu,mana bisa nolak.
3.Dr.Supriantoro,ini direktur RSPAD Gatot Subroto (salah ga sih tulisannya),sahabat prof hardjo juga ..tapi ga lama kalo sama beliau. HAhaha yang penting pernah..
4.Bu Retno, direktur bidang pendidikan bla.bla..bla..UGM (aku lupa tepatnya),beliau sangat sibuk seperti yang lainnya. Tapi masih hangat mau menyambut untuk diwawancarai.
5.dr.Bambang Purwoatmodjo, lagi-lagi teman sekelas prof hardjo (pasti ada kongkalikong ini hahaha..bercanda)..beliau adalah direktur RSUP Dr Soeradji tirtonegoro,Klaten. Lulusan FK angkatan 73,salah satu pengembang posyandu waktu zaman ga enak dulu.
6.Pak Eko Sugiharto, Ketua Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM. Ngomongin global warming dan antek2nya,beliaulah pakarnya. Beliau orang madura ternyata.
7. Pak Dekan, entah sudah berapa kali wawancara sam beliau. Mulai dari asuransi,MDGs dll...
8. Prof Soetaryo,mantan ketua senat Universitas (UGM) sebelum diganti prof Marsetyawan,yg juga dosen pembimbingku pas PKM)
9. Prof Narto, pakar bioetik,sapa pula yang tak kenal mantan dekan FK UGM ini.
10. dll (dan lainnya lupa)
dari sebuah keisengan menjadi sesuatu yang mungkin biasa bagi orang lain tapi luar biasa buatku..secara cah gunung (ngaku lho iki)...
Banyak pesan dan pengalaman yang beliau-beliau sampaikan. Kadang kebetulan pas beliau-beliau semacam reuni, hahah ternyata nggak jauh beda dengan kita. Bercanda ngarah ke rasis kadang-kadang..tapi ya itulah namanya teman sehati.
Aku ingin menjadi seperti mereka yang sampai sekarang (sudah cukup tua) masih mau dan mampu untuk berkarya bagi bangsa. Aku ingin seperti mereka yang tidak mengandalkan orang tua untuk bisa terus bertahan. Aku ingin seperti mereka, karena kebanyakan dari mereka adalah orang-orang pekerja keras yang lahir dari keterbatasan...tapi itu semua tidak menyurutkan niat mereka, tekad mereka untuk mewujudkan impian mereka.
Pada waktu lulusku nanti aku ingin pergi ke tanah Papua, untuk bisa mengabdi disana. tentang calon istri,,,,hahah belum kepikiran,tapi yang pasti asal mau diajak untuk berjuang didaerah,mengabdi di daerah, banjir keringat dan darah di daerah untuk mewujudkan kesehatan yang menyeluruh dan merata tentunya...(lho kok tiba2 bahas ini)..beneran kan,nggak penting..^^..cont'd

Sabtu, 14 Agustus 2010

Doa Untuk Ibu

Ungu – Doa Untuk Ibu

kau memberikanku hidup
kau memberikanku kasih sayang
tulusnya cintamu, putihnya kasihmu
takkan pernah terbalaskan
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
hangat dalam dekapanmu
memberikan aku kedamaian
eratnya pelukmu, nikmatnya belaimu
takkan pernah terlupakan
reff:
oh ibu terima kasih
untuk kasih sayang yang tak pernah usai
tulus cintamu takkan mampu
untuk terbalaskan
oh ibu semoga tuhan
memberikan kedamaian dalam hidupmu
putih kasihmu kan abadi
dalam hidupku
repeat reff
ooohh putih kasihmu kan abadi
dalam hidupku

Ramadhanku Dulu : Cerita Masa Kecil di Bulan Ramadhan

sangat menyenangkan dan tak dapat dilupakan tentang ramadhanku dulu, ketika aku masih duduk dibangku SD. Banyak cerita, banyak kenangan yang kadang aku merasa perlu untuk membuat mesin waktu yang aku bermimpi melihat diriku di masa lalu.
Tradisi "nyadran" atau ziarah ke makam kakek nenekku menjadi pembuka menyambut ramadhan. selalu tak pernah ketinggalan untuk ikut acara ini. Bukan apa-apa lantaran biasanya setelah acara bakal dibagi nasi lengkap dengan lauk-pauknya yang walaupun sederhana tetep miss u so much. Kadang berebut untuk cari keranjang yang ada ayamnya,atau yang ada rotinya atau bahkan cari yang ada uang koinnnya. Maklum masih anak-anak pokoknya bikin ribut aja kerjanya.
Tradisi lain adalah "padusan",atau mandi di sore hari sebelum ramadhan. Nyebur bareng-bareng temen2ku di kolam masjid sampai keruh airnya. Loncat dari pager yang tinggi. Dulu airnya sehidung,sekarang mungkin klo aku nyebur sudah seperut bawah dikit kali ya.
Tarawih tidak boleh ketinggalan. Biasanya kita nyari mushola yang imamnya high speed...biar cepet selesai. Tarawih biasanya aku ambil tempat di serambi bareng anak-anak yg lain. Ya sholat sambil becandaan gitu ceritanya (dikit kok)
Tadarusan, wuoh ini mantep. Bukan bermaksud sombong,aku termasuk anak yang cepet baca quran. Sering aku banyak-banyakan khatam quran dengan kakak-ku, 3-5 kali aku bisa khatam. InsyaAlloh tajwid tetep terjaga. Nah itu pula yg membuatku menjadi pilihan anak2 buat tadarusan, katanya kalo ada mushtofa bakal cepat selesainya. Ya namanya anak-anak, kita balapan baca quran,cepet2an selesai 1 juz.Tapi kalo lagi apes, udah selesai duluan dan makanan belum datang maka tugas untuk ambil di tempat warga.
jalan-jalan ba'da subuh. Hoho ritual pagi hari ketika ramadhan adalah jalan-jalan sampe kuburan cina. sambil nonton balapan liar tentunya. Disini selain jalan-jalan biasanya kita bawa amunisi berupa mercon-mercon siap tembak kalo-kalo ada pertempuran mercon. Mercon "impret",mercon mini dengan daya ledak maksi..
Buat mercon. Ini tidak boleh ketinggalan. Selain beli yang sudah ada, kdang aku juga buat sendiri. Termasuk desainer handal mercon. Aku sama adekku biasanya bagi2 tugas,siapa yang potong kertas,ngisi mesiu sama yang ngerasin lipatannya. Lumayan buat persiapan hari raya.
Oiya ada yang ketinggalan, walaupun puasa main bola tetep. Biasanya pagi habis jalan-jalan langsung main bola. Capek tapi tak ada niat batalin puasa ^^
Nah yang terakhir ni..biasanya sebelum buka bantu-bantu ibu bikin makan buka.Kadang bereksperimen dengan membuat makanan yang aneh2 alias ngasal. Nah udah capek tu, ketika buka yasudah tak bisa dihentikan. Makan banyak-banyak dan akhirnya tidak bisa berdiri karena kekenyangan dan anehnya lagi untuk mengatasi hal itu kadang aku sit up beberapa kali..bener2 aneh.
Sekelumit cerita tentang ramadhanku dulu,banyak hal-hal yang sampai sekarang tak akan kulupakan. Mungkin sekarang sudah jauh berbeda, tapi entah beda menjadi lebih baik ataukah menjadi lebih tidak baik.

Jumat, 06 Agustus 2010

Barangkali ini Ramadhan Terakhir Buatku..

Bulan Ramadhan kembali menyapaku untuk kesekian kalinya. Tak terasa sudah beberapa tahun aku lalui Ramadhan demi Ramadhan dalam hidupku.
Kata ustadku Ramadhan adalah bulan penuh hikmah, penuh rahmat dan penuh ampunan.Ramadhan adalah bulan pembalajaran, madrasah, tarbiyyah atau istilah-istilah lain tentang keutamaan bulan ini. Ya, aku tahu semua itu. Tapi apa yang terjadi dengan Ramadhan-ramadhanku?Tapi kenapa hati ini merasa bahwa tidak ada bedanya Ramadhanku sekarang dengan Ramadhan-Ramadhan sebelumnya. Kenapa hati ini biasa saja menyambut Ramadhan dengan segala keutamaannya. Tak ada persiapan khusus untuk menyambutnya, paling-paling ikut nempelin poster bertuliskan “Marhaban ya Ramadhan” di kampus. Apakah sudah terlalu seringnya aku bertemu Ramadhan sehingga menganggap biasa bulan ini.
Aku puasa seperti orang-orang yang lainnya. Aku tidak makan dan minum dari Subuh sampai Maghrib. Aku ikut berbuka seperti buka orang kebanyakan yang sedang puasa. Tapi infotainment, ngegosip tetep, ngomongin orang nggak boleh ketinggalan, atau nongkrong-nongkrong sambil nunggu buka masih. Tapi kan aku nggak makan dan nggak minum, berarti sah dong ya puasaku.
Jujur aku biasanya banyak tidur di bulan puasa. Alasannya badan lemes, capek, dan segudang alasan yang lainnya. Eits jangan salah aku tahu dalilnya kok, katanya tidurnya orang yang sedang berpuasa itu ibadah. Nah lo, berarti aku nggak salah dong ya.
Jujur-jujuran lagi ini. Aku ikut tarawih juga lho, jangan salah. Biasanya sama temen-temen hunting mushola yang cepet selesainya. Tapi semakin lama kok semakin malas aku tarawihnya ya. Dari mulai nggak ikut dan sholatnya nanti habis tidur dulu sampai nggak tarawih sama sekali. Biasalah habis buka,makanbanyak itu bikin ngantuk dan kan kalau ngantuk sebaiknya istirahat dulu baru sholat, ya nggak?
Aku juga ikut kajian dan tadarus AlQuran juga. Tapi nasibnya mirip seperti nasib tarawihku. Banter di awal dan mulai lembek ditengah-tengah dan sudah bosan diakhirnya. Semuanya itu terjadi dari tahun ke tahun, ya seperti itu.
Apakah anda selama ini seperti itu saudaraku? Wahai saudara-saudaraku ! wahai orang-orang yang telah mengikrarkan kalimah syahadat dalam hatinya. Ramadhan kembali datang dan menyapa. Kalau dulu, Ramadhan seringkali berlalu begitu saja, tersia-siakan, maka sekarang pergunakanlah ia dengan sebaik-baiknya. Karena kita tidak tahu apakah kita masih diberi kesempatan untuk bertemu dengannya. Jadikanlah ia sebagai sarana untuk membebaskan diri kita dari jilatan api neraka, jadikan ia sebagai kunci untuk membuka surga Firdaus yang telah dijanjikan oleh-Nya. Perbanyaklah berbuat baik, silaturahim, tasbih, tahmid ,takbir, dan mohon ampunan. Hidupkanlah tempat tinggalmu dengan ayat-ayat-Nya. Jauhkanlah dirimu dari amarah, kesukaan ghibah, dan hal-hal yang membunuh keutamaan bulan Ramadhan ini.
Siapa tahu ini Ramadhan terakhir bagi anda !!!

Ibnu Sina, Bapak Kedokteran Dunia

Dialah yang mencatat dan menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap untuk pertama kalinya.

Dunia Islam memanggilnya dengan nama Ibnu Sina. Namun di kalang an orangorang Barat, ia dikenal dengan panggil an Avicenna. Ia merupakan seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter pada abad ke-10. Selain itu, Ia juga dikenal sebagai seorang penulis yang produktif.

Dan sebagian besar karyanya adalah tentang filsafat dan pengobatan. Bagi banyak orang, Ibnu Sina adalah Bapak Pengobatan Modern. Selain itu, masih banyak lagi sebutan lainnya yang ditujukan padanya, terutama berkaitan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib atau The Canon of Medicine yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.

Ibnu Sina lahir pada tahun 370 H/ 980 M di Afsyanah, sebuah kota kecil di wilayah Uzbekistan saat ini. Ayahnya yang berasal dari Balkh Khorasan adalah seorang pegawai tinggi pada masa Dinasti Samaniah (204-395 H/819-1005 M).

Sejak kecil, Ibnu Sina sudah menunjukkan kepandaian yang luar biasa. Di usia 5 tahun, ia telah belajar menghafal Alquran. Selain menghafal Alquran, ia juga belajar mengenai ilmu-ilmu agama. Ilmu kedokteran baru ia pelajari pada usia 16 tahun. Tidak hanya belajar mengenai teori kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit dan melalui perhitungannya sendiri, ia juga menemukan metode-metode baru dari perawatan.

Profesinya di bidang kedokteran dimulai sejak umur 17 tahun. Kepopulerannya sebagai dokter bermula ketika ia berhasil menyembuhkan Nuh bin Mansur (976-997), salah seorang penguasa Dinasti Samaniah. Banyak tabib dan ahli yang hidup pada masa itu tidak berhasil menyembuhkan penyakit sang raja.

Sebagai penghargaan, sang raja meminta Ibnu Sina menetap di istana, paling tidak untuk sementara selama sang raja dalam proses penyembuhan. Tapi Ibnu Sina menolaknya dengan halus, sebagai gantinya ia hanya meminta izin untuk mengunjungi sebuah perpustakaan kerajaan yang kuno dan antik. Siapa sangka, dari sanalah ilmunya yang luas makin bertambah.

Ibnu Sina selain terkenal sebagai orang yang ahli dalam ilmu agama dan kedokteran, ia juga ahli dalam bidang matematika, logika, fisika, geometri, astronomi, metafisika dan filosofi. Pada usia 18 tahun, Ibnu Sina memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan.

Tak hanya itu, ia juga mendalami masalah-masalah fikih dan menafsirkan ayat-ayat Alquran. Ia banyak menafsirkan ayat-ayat Alquran untuk mendukung pandangan-pandangan filsafatnya.

Ketika Ibnu Sina berusia 22 tahun, ayahnya meninggal. Setelah kematian ayahnya ia mulai berkelana, menyebarkan ilmu dan mencari ilmu yang baru. Tempat pertama yang menjadi tujuannya setelah hari duka itu adalah Jurjan, sebuah kota di Timur Tengah. Di sinilah ia bertemu dengan seorang sastrawan dan ulama besar Abu Raihan Al-Biruni. Ia kemudian berguru kepada Al-Biruni.

Setelah itu Ibnu Sina melanjutkan lagi perjalanannya untuk menuntut ilmu. Rayy dan Hamadan adalah kota selanjutnya, sebuah kota dimana karyanya yang spektakular Qanun fi Thib mulai ditulis. Di tempat ini pula Ibnu Sina banyak berjasa, terutama pada raja Hamadan. Seakan tak pernah lelah, ia melanjutkan lagi pengembaraannya, kali ini daerah Iran menjadi tujuannya. Di sepanjang jalan yang dilaluinya itu, banyak lahir karya-karya besar yang memberikan manfaat besar pada dunia ilmu kedokteran khususnya.

Tentu tak berlebihan bila Ibnu Sina mendapat julukan Bapak Kedokteran Dunia. Karena perkembangan dunia kedokteran awal tidak bisa terlepas dari nama besar Ibnu Sina. Ia juga banyak menyumbangkan karya-karya asli dalam dunia kedokteran. Dalam Qanun fi Thib misalnya, ia menulis ensiklopedia dengan jumlah jutaan item tentang pengobatan dan obat-obatan. Ia juga orang yang memperkenalkan penyembuhan secara sistematis, dan ini dijadikan rujukan selama tujuh abad lamanya.

Ibnu Sina pula yang mencatat dan menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap untuk pertama kalinya. Dan dari sana ia berkesimpulan bahwa, setiap bagian tubuh manusia, dari ujung rambut hingga ujung kaki kuku saling berhubungan.

Ia adalah orang yang pertama kali merumuskan, bahwa kesehatan fisik dan kesehatan jiwa berada kaitan dan saling mendukung. Lebih khusus lagi, ia mengenalkan dunia kedokteran pada ilmu yang sekarang diberi nama pathology dan farmasi, yang menjadi bagian penting dari ilmu kedokteran. Selain The Canon of Medicine, ada satu lagi kitab karya Ibnu Sina yang tak kalah dahsyatnya. Asy-Syifa, begitu judul kitab karya Ibnu Sina ini.

Sebuah kitab tentang cara-cara pengobatan sekaligus obatnya. Kitab ini di dunia ilmu kedokteran menjadi semacam ensiklopedia filosofi dunia kedokteran. Dalam bahasan latin, kitab ini di kenal dengan nama Sanati.

Ibnu Sina wafat pada tahun 428 H/1037 M di kota Hamdan, Iran. Beliau pergi setelah menyumbangkan banyak hal kepada khazanah keilmuan umat manusia. Hampir sebelas abad sudah Ibnu Sina meninggalkan kita, tapi ilmu dan karyanya sampai sekarang masih berguna.

Mendapat banyak gelar
Kebesaran nama Ibnu Sina terlihat dari beberapa gelar yang diberikan orang kepadanya. Di bidang filsafat ia mendapat gelar asy-Syaikh ar-Rais (Guru Para Raja). Dalam bidang filsafat, ia memiliki pemikiran keagamaan yang mendalam. Pemahamannya mempengaruhi pandangan filsafatnya.

Ketajaman pemikiran dan keda -laman keyakinan keagamaannya seca ra simultan mewarnai alam pikirannya. Ibnu Rusyd menyebutnya sebagai seorang yang agamis dalam berfilsafat. Sementara al-Gazali menjulukinya sebagai filsuf yang terlalu banyak berpikir.

Seperti pendahulunya, al-Farabi (870-950 M), Ibnu Sina mengakui bahwa alam diciptakan secara emanasi (memancar dari Tuhan). Tuhan menciptakan alam dalam arti memancarkannya. Ia juga mengemuka kan pemikiran filsafat tentang jiwa (annafs) dan kenabian. Ibnu Sina berpendapat bahwa nabi adalah manusia terunggul dan pilihan Tuhan. Filsuf hanya dapat menerima ilham, sedangkan nabi menerima wahyu. Oleh karena itu, ajaran nabi harus menjadi pedoman hidup manusia.

Di bidang kedokteran ia mendapat julukan Pangeran Para Dokter dan Raja Obat. Banyak para pembesar negeri pada masa itu yang mengundangnya untuk memberikan pengobatan. Para pembesar negeri tersebut di antaranya Rtau Sayyidah serta Sultan Majdud dari Rayy, Syamsu Dawla dari Hamadan, dan Alaud Dawla dari Isfahan. Karenanya dalam dunia Islam, ia dianggap sebagai puncah atau Bapak ilmu kedokteran.

Bukan hanya dalam filsafat dan kedokteran saja Ibnu Sina memberikan andil dan pemikirannya. Ia juga turut serta ambil bagian dan memberikan andil pada berbagai ilmu pengetahuan pada zamannya, di antaranya yang menonjol adalah ilmu astronomi. Ibnu Sina menambahkan dalam bukunya al-Magest (buku tentang astronomi) berbagai problem yang belum dibahas, mengajukan beberapa keberatan Euclides, meragukan pandangan Aristoteles tentang kesamaan bintang-bintang tak bergerak, kesamaan satuan jaraknya, dan sebagainya. Untuk itu di dalam buku Asy-Syifa, ia menguraikan bahwa bintang-bintang yang tak bergerak tidak berada pada satu globe.

Ibnu Sina juga banyak membuat rumusan-rumusan tentang pembentukan gunung-gunung, barang-barang tambang, di samping menghimpun berbagai analisis tentang fenomena atmosfer, seperti angin, awan, dan pelangi. Sementara orang yang sezaman dengannya tidak mampu menambahkan sesuatu ke dalam bidang penelitian mereka.


Karya Sang Dokter

Sepanjang hayatnya, Ibnu Sina banyak menu lis berbagai macam karya yang berkaitan dengan bidang yang ditekuninya. Jumlahnya mencapai 250 karya, baik dalam bentuk buku maupun risalah.

Karya-karyanya itu antara lain :
Qanun fi Thib
Kitab ini ditulis ketika ia menuntut ilmu di Rayy dan Hamadan. Qanun fi Thib yang dalam bahasa Inggris telah diterjemahkan dengan nama The Canon of Medicine, berisi tentang berbagai macam cara penyembuhan dan obat-obatan. Didalamnya tertulis jutaan item tentang pengobatan dan oabt-obatan. Karena itu, ada pula yang menamakan kitabnya ini sebagai Ensiklopedia Pengobatan.

Al-Magest
Buku ini berkaitan dengan bidang astronomi. Diantara isinya, bantahan terhadap pandangan Euclides, serta meragukan pandangan Aristoteles yang menyamakan bintang-bintang tak bergerak. Menurutnya, bintang-bintang yang tak bergerak tidak berada dalam satu globe.

Asy-Syifa
Dalam buku Asy-Syifa ini, Ibnu Sina juga menuliskan tentang masalah penyakit dan pengobatan sekaligus obat yang dibutuhkan berkaitan dengan penyakit bersangkutan. Sama seperti Qanun fi Thib, kitab Asy-Syifa ini juga dikenal dalam dunia kedokteran sebagai Ensiklopedia filosofi dunia kedokteran. Kitab ini terdiri dari 18 jilid.

De Conglutineation Lagibum
Kitab ini ditulis dalam bahasa latin, yang membahas tentang masalah penciptaan alam. Diantaranya tentang asal nama gunung. Menurutnya, kemungkinan gunung tercipta karena dua sebab. Pertama, menggelembungnya kulit luar bumi lantaran goncangan hebat gempa. Dan kedua, karena proses air yang mencari jalan untuk mengalir. Proses itu mengakibatkan munculnya lembah-lembah bersama dan melahirkan penggelembungan pada permukaan
bumi. sya/dia/taq
Red: Republika Newsroom

Kamis, 05 Agustus 2010

"From This Moment On"
::Shania Twain::
(I do swear that I'll always be there.
I'd give anything and everything and I will always care.
Through weakness and strength, happiness and sorrow,
for better for worse, I will love you with
every beat of my heart.)
From this moment life has begun
From this moment you are the one
Right beside you is where I belong
From this moment on

From this moment I have been blessed
I live only for your happiness
And for your love I'd give my last breath
From this moment on

I give my hand to you with all my heart
Can't wait to live my life with you, can't wait to start
You and I will never be apart
My dreams came true because of you

From this moment as long as I live
I will love you, I promise you this
There is nothing I wouldn't give
From this moment on

You're the reason I believe in love
And you're the answer to my prayers from up above
All we need is just the two of us
My dreams came true because of you

From this moment as long as I live
I will love you, I promise you this
There is nothing I wouldn't give
From this moment
I will love you as long as I live
From this moment on

Rabu, 04 Agustus 2010

Ceritaku PIMNAS (sebelum lupa)

Pimnas adalah hal yang tak kusangka-sangka sebelumnya...keikutsertaan yang pertama ini banyak memberikan pengalaman dan cerita2 unik, lucu nan norak..chekidot..
Cerita pertama :
Keberangkatan, nah d sms-in ke semua tim untuk datang d bandara Adisucipto jam 5 sore, nah ni kita2 ni dengan buru-buru udah datang kesana, Bah, dengan santainya mas danis bilang, kita berangkatnya jam 20.30, jadi sekarang kita nunggu disini dulu,tak tulis jam 5 supaya ndak ada yg terlambat (kalian biasanya pake jam karet sih). Busyet dah 3 jam nunggu, tau gini td packing2 dulu yg bener, ngaret sih ngaret tapi kejam klo nunggu dibandara diliatin orang banyak selama 3 jam. (tambahan : ternyata masi ada delay,biasa promo, kita baru berangkat jam 21.30)..mantap lah..di bandara dah sepi,tinggal anak2 ugm doang..cuap-cuap ngerumpi ga jelas.
Cerita kedua :
Nah kita baru sampe hotel dengan penuh perjuangan sekitar jam 2 pagi WITA. Konsumsi pun datang, entah makan malam atau makan siang aku juga ga tahu...masakan padang (dan itu aku ga suka,tpi krn ga ada lagi akhirnya makan juga)..T__T..dan langsung tidur..
Cerita ketiga :
Kamar 338 (bener g ya,aku lupa) hotel batu karu, mgkn ga pantes disebut kamar tapi kolam renang. Lha kok bisa? soalnya air dari bak kamar mandi merembes sampai kamar, jadi lantai penuh tergenang air..OMG...itu terjadi selama 1 minggu kita numpang tidur disana..
Cerita ketiga :
Seru ni, nah ini terjadi pada salah satu kelompok PKMM dg judul pembetukan Se**** Kader dengan bla..bla..bla..aku ga kenal mereka (:P)..nah pagi jam setengah 7 kita sudah bangun dan rasa lapar mulai menggerogoti gaster ini..nah anak dari kelompok itu,sebut saja angga, dengan santainya ambil makan di tempat makan depan kamar. Dia pikir ini konsumsi untuk peserta pimnas (belum tahu klo menu kita adalah nasi kotak)..dengan pedhe-nya dia ambil tu nasi berniat sarapan..Eh ditegor sama mas-mas disana " mas ini bukan konsumsi untuk mahasiswa,tapi buat peserta pelatihan"..huexx..tak tau mukanya ditaruh dimana..dia bergegas berpikir dan langusng ke araha warung yang ada deket situ untuk beli aqua (padahal dikamar ada),mungkin sekedar apologi dan penyamaran,biar ga terlalu malu..sok-sok-an beli aqua..wkwkwk
dan akhirnya konsumsi memang baru dateng jam 11 siang (branch-lah)
Cerita keempat :
Nah ini,jangan ditiru (yg sebelum-sebelumnya juga jangan :p). Kelompok Kader Peduli.....selalu terbelakang.Terbelakang berangkatnya,terbelakang ngantrinya..dll..beh ga tahu kalo diminta ngumpulin file ppt jam 7,kita santai2 saja memperbaikinya..eh belum selesai tiba2 ditelpon..d sms..cepet kumpulin cuma kalian aja yang belum..set dah..kok ga tahu (usut punya usut,ada yg lupa ngasih tau)..nah gelagepan kita..panik-panik..sampe mas danis dtng k kamar dan semacam "marah" (maap mas)..astg..ga bisa di-copy..panik-panik..akhirnya d detik-detik akhir...selesai k kopi..tapi ada dari kelompok sex..belum juga dan mau nitip burn...omg..panik-panik lagi..cd ga bisa di pake..akhirnya cabut,,ambil cd punyaku dan alhmdllh selesai tapi rombongan sudah berangkat...dikejar ga nyampe..yah disusulin deh akhirnya..pesakitan mode:ON
Cerita kelima :
setelah sukses menjadi pesakitan, kami bertekad tidak mau menjadi pesakitan untuk yang kedua kalinya...dan alhamdulillah selalu ontime sejak saat itu..dasar pesakitan.
Bersambung...(ato ada yang mau nerusin wkwkwkw)

Selasa, 03 Agustus 2010

MUHAMMAD MUDA

Muhammad adalah prototype anak muda yang tidak mau terpenjara mentalnya.
Ia dobrak penjara mental itu dan ia buktikan pada dunia
bahwa orang yang lahir dalam kondisi miskin dan yatim piatu seperti dirinya juga berhak dan bisa sukses-kaya-terpandang,
bahwa orang yang lahir dengan tidak memiliki modal material seperti dirinya juga bisa menjadi orang terkaya asal mau berusaha dengan tekun dan cerdas,
bahwa ketidakmampuan dalam baca-tulis (ummi) bukanlah halangan untuk sukses-kaya-sejahtera
semoga aku bisa seperti beliau..

Senin, 02 Agustus 2010

Ceritaku 3 (Kok bisa masuk Kedokteran)

Lanjut-lanjut...
Nah setelah kumpulin ya biasa prepare for the exam. Fakultas Kedokteran UGM menjadi standard tertinggiku sekarang dalam belajar. Karena aku tahu bakalan sulit ditambah bangetttt untuk bisa nembus tu fakultas.
Selama sebulan kuhabiskan waktuku untuk mengerjakan soal-soal SPMB tahun-tahun belakangan. Seperti biasa aku bukan tipe "pembeli" (lagi ga ada duit tepatnya), soal kudapat dari pinjem dan fotokopi perpustakaan daerah di rumahku. seisi rumahku nggak ada yang tahu kalau aku memasukkan FK dalam salah satu pilihanku dan akupun tidak ada niatan untuk memberi tahu, ya wong dah tau ga bakalan ketrima klo ga modal di fakultas se"mahal" itu. Dan akupun memang ga punya niatan masuk, ya "klop" to ya.
Satu bulan aku habiskan banyak waktuku di perpustakaan dan kadang di rumah untuk menyelesaikan misi menyelesaikan semua soal-soal setebal 500 halaman itu. Kadang menyepi sendirian kadang ditemenin lagu yang sampai sekarang kalo aku denger lagu itu aku bilang "itu lagu SPMB"..hahaha..how freak I am. Tahu ga lagunya apa? that's dygta yg liriknya kurang lebih kaya gini "tolonglah aku dari kehampaan ini,sempurnakan diriku dari rapuhnya...?? lupa :p"
Menjelang hari pengerjaan SPMB dengan percaya diri bakalan mudah diterima klo masuk fisika,aku pun mengerjakan soal seperti biasa. Seingatku dulu waktu ngerjain sama sekali tidak ada beban, sambil senyum-senyum aja ngerjainnya. Mungkin orang-orang disekitarku pada mikir "gila ni anak, bukannya ngerjain malah senyum-senyum sendiri".
Hah,whatava lah. Detik demi detik berlalu,menit demi menit melewatiku, akupun selesai mengerjakan soal-soal itu dan aku juga bingung dan berucap alhamdulillah selesai dan waktu masih sisa (lupa berapa menit). Ga kepikiran buatku untuk sekedar mengecek kembali. Terlalu panas dan pegel leher ini (bukan karena menungitis lho ya ;p). Dan akupun tertidur;P...sampai bel selesai bunyi untuk yang kesekian kalinya...lupa berapa kali bel ya waktu itu.
Selesai sudah tinggal tunggu pengumuman pikirku. Dan akupun kembali menjalani hariku seperti biasa (hahaha..sempet beternak belut tapi gagal coz ditipu ^^")
lalu..lalu..lalu...cont'd belum klimaks ini..masih 2-3 episode lagi..

A Poem for Me 4 : Sajak Kehidupan

Tak jelaslah apa yang aku cari
jika hidup ini tak segera kuperbaiki
tak jelaslah apa yang menjadi mimpi
jika fikiran ini telah ternodai

akan tersesatlah diri ini
jika terus terkungkung perkara duniawi
akan rugi, rugi dan rugi
jika hawa nafsu terus memegang kendali

akan jelas jalan ini
ketika ingat kemana kita akan kembali
akan terang haluan ini
jika tahu apa yang kita cari

akan indah perjalanan ini
jika ingat apa yang menjadi janji
akan damai hati ini
jika ingat kedamaian yang menanti
yang kekal abadi
akan sempurna hidup ini
bagi manusia yang mau kembali
ke jalan lurus menuju Ilahi Rabbi

(renungan ramadhan)

Minggu, 01 Agustus 2010

Menulis Nggak Perlu Bakat (dikutip dari buku seri menulis kreatif karangan Among Kurnia Ebo)

“Kesuksesan itu 1%-nya ditentukan oleh bakat sedangkan 99%-nya ditentukan oleh kerja keras yang tiada henti” Thomas Alfa Edison.
“Menulislah, karena tidak seorang pun yang bisa melarang anda untuk menjadi seorang penulis” suatu kalimat yang saya kutip (lagi) dari sebuah buku motivasi menulis yang dibaca pada suatu malam di sebuah kamar asrama mahasiswa UGM. Sebelumnya saya termasuk orang yang paling malas kalau diminta menulis, tugas mengarang adalah hal yang paling saya benci karena membosankan,awalnya saya pikir menulis itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang memang ditakdirkan memiliki bakat dalam dunia literer, sesederhana itulah pemahaman saya tentang menulis dan parahnya kedangkalan pemahaman tersebut sampai saya bawa ketika saya masuk dalam dunia perkuliahan.
Suatu saat ketika di awal tahun kedua kuliah, saya diterima sebagai salah satu penerima beasiswa yang tiap bulan kami diwajibkan untuk membuat laporan bulanan yang terdiri dari evaluasi, rencana bulanan, dan opini bulanan, maka mau tidak mau saya harus menulis. Dalam hati saya berkata “ bisa nggak ya? Bagus nggak ya tulisan saya nanti?”, dan memang terbukti bahwa tulisan saya mendapatkan kritikan begini “ akhi (saudaraku.red), kok tulisannya kayak buat laporan kegiatan, ini bukan opini namanya!”. Siapa yang nggak tersengat coba kalau mendapatkan masukan seperti itu. Awalnya saya mikir memang saya nggak punya bakat untuk menulis tapi saya ada kewajiban untuk menulis tiap bulan dan saya tidak mau mendapatkan kritikan seperti itu lagi, kalau memang dapat kritikan lagi ya minimal beda dengan sebelumnya. Dari saat itu saya mulai mencari informasi bagaimana sih untuk bisa menulis yang baik. Kebetulan teman sekamar saya dua-duanya orang yang maniak nulis, yang sudah bertahun-tahun bergelut dalam dunia kepenulisan.
“Eh gimana sih caranya biar bisa nulis?” itulah pertanyaan polos saya ketika itu. Ada tiga poin yang saya ambil dari jawaban mereka, pertama menulis bisa dilakukan oleh siapa saja, kedua saat mulai menulis jangan pikirkan permasalahan stuktur,sistematika, bagus atau tidaknya tulisan. Intinya tulis apa saja yang ada dipikiran saat itu juga, tidak masalah kalau hasilnya acak-acakan toh nanti bisa diperbaiki dan yang ketiga latih kepekaan dengan banyak mengamati hal-hal yang terjadi disekitar dan banyak membaca. Nah tiga itulah yang selama ini memandu saya untuk tetap menulis.
Dari cerita diatas dapat ditarik kesimpulan bahawa ada beberapa hal yang merupakan dasar dalam menulis atau bisa disebut juga kiat-kiat praktis untuk memulai menulis, apapun jenis tulisannya.
Pertama, gumpalkan motivasi untuk menulis. Motivasi merupakan syarat utama yang harus dipenuhi seseorang untuk melakukan apapun itu. Motivasi menulis bisa karena memang hobbi, ingin dapat tambahan uang saku, atau masalah pemikiran seseoang yang ingin pemikirannya diikuti oleh publik, ingin terkenal atau menulis untuk berdakwah misalnya, itu semua bisa menjadi motivasi untuk menulis. Ya, motivasi apapun itu sah-sah saja, yang pasti setelah menulis akan banyak hal-hal positif yang bisa diraih.
Kedua,mengamati peristiwa dan menggali informasi. Seorang penulis atau orang yang ingin menulis tentu harus bisa menentukan apa yang hendak ditulisnya. Amati peristiwa yang menarik perhatian dan cari informasi sebanyak-banyaknya terkait dengan masalah tersebut. Spesialisasi juga bisa menjadi salah satu alternatif dalam penulisan suatu gagasan. Ada penulis yang spesialis tentang kesehatan, jadi hanya khusus menulis pemasalahan kesehatan saja ada juga yang spesialis menulis permasalahan ekonomi dan sebagainya. Artinya kita bisa menjadi penulis seperti apapun yang kita mau.
Ketiga, mulailah menulis dari mana saja. Jangan tunda-tunda unuk menulis, jangan tunggu sampai motivasi itu luntur. Jangan permasalahkan tentang struktur dan sistematika penulisan dulu. Langsung saja tulis apa yang ada di otak , terus untuk berimajinasi sampai apa yang ada di otak tertuliskan semua. Setelah itu baru deh cari data-data tambahan yang relevan dengan apa yang kita tulis.
Keempat, editing,suat proses yang wajib tapi sering dilupakan oleh seorang penulis. Editing disini bisa berupa editing tata bahasa atau struktur kalimat dan juga editing kerunutan atau keterurutan pemikiran kita. Kadang pada saat tahap sebelumnya, kita menuliskan gagasan kita dengan liar tanpa mengindahkan struktur atau alur pemikiran, nah di tahap editing ini kita bisa mengaturnya sedemikian sehingga tulisan yang kita buat memiliki alur yang bisa dipahami oleh semua orang. Proses editing juga sangat bermakna jika kita hendak mengirimkan tulisan kita ke media, editor biasanya akan memilih tulisan yang kondisinya sudah fixed (sempurna). Proses editing sebaiknya tidak langsung dilakukan setelah kita selesai menuliskan tulisan kita tapi dilakukan setelah otak kita segar kembali. Istirahat kemudian lakukan editing akan lebih baik dan membuat kita bisa berpikir lebih jernih dan sistematis. Perhatikan hal-hal detail yang mungkin bisa merusak keindahan tulisan kita.
Nah itulah tips-tips sederhana dan mendasar tentang teknik untuk memulai menulis. Tidak ada alasan untuk tidak menulis dan sekali lagi ingat bahwa menulis bukan soal bakat tapi soal kemauan untuk terus berusaha menjadi penulis yang lebih baik. Selamat menulis karena tidak ada seorangpun yang menghalangi anda untuk menjadi penulis.(MFK)

Niatkan Untuk Ibadah dan Jangan Setengah-Setengah (Wawancara dengan Menteri Kesehatan Ibu Siti Fadhilah Supari,Agustus 2009)

Solo adalah kota penuh cerita. Dari kisah tertangkapnya seorang teroris kelas kakap , walikotanya yang pro rakyat, sampai sosok yang bisa dijadikan teladan bagi siapa saja. Tentu tulisan ini tidak akan membahas si Noordin yang terkenal karena kekejamannya menghilangkan nyawa ratusan orang tapi disini akan menceritakan sosok ibu yang cerdas, pemberani dan memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap siapapun terutama rakyat miskin yang sangat beliau sayangi. Ya, beliau adalah Dr.dr. Siti Fadilah Supari,Sp.JP (K), putri Solo yang saat ini membaktikan hidupnya untuk Departemen Kesehatan demi menyehatkan rakyat Indonesia.
Ditemui disela-sela kesibukannya yang luar biasa, kami melihat sosok ibu yang murah senyum walaupun saya yakin dipikirannya sedang bergelut permasalahan-permasalahan rakyat yang sesegera mungkin memerlukan penyelesaian. Ditemui di ruang tamunya yang cukup besar kami, delegasi Efkagama bersama dengan delegasi Humas UGM, memulai wawancara ini dengan menanyakan kabar beliau. Alhamdulillah, beliau masih sangat bersemangat untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa ini.
Apa sih motivasi ibu untuk menjadi seorang dokter dan masuk FK UGM dulu? Itulah pertanyaan pertama yang terlontar dari kami. Sungguh jawaban yang kami dapatkan di luar dugaan dari pengakuan seorang Menteri Kesehatan. Ibu hanya menjawab waktu itu beliau diminta orang tuanya terutama ayah beliau untuk menjadi seorang dokter. Beliau ingin memiliki anak seorang dokter. Awalnya Bu menteri menolak permintaan ayahnya karena beliau sangat tertarik pada teknik ITB. Selain itu beliau juga beralasan bahwa materi yang paling dibenci ketika sekolah adalah Biologi sedangkan di kedokteran ilmu biologilah yang banyak dipakai.
Karena rasa ingin berbakti pada ayah kemudian akhirnya beliau menerima, asalkan nanti kalau misalnya tidak diterima beliau diizinkan masuk ke ITB. Walaupun begitu Bu Menteri kecil tetap berlaku professional dengan belajar sungguh-sungguh menghadapi ujian seleksi mahasiswa di FK UGM sambil terus berdoa agar diberikan yang terbaik.
Nah disini ada cerita luar biasa buah dari ridho orang tua, begitu kata beliau. Pada saat hari ujian beliau menginap di rumah saudara di Jogja. Kebetulan juga saudaranya juga ikut seleksi mahasiswa baru. Beliau sudah mempersiapkan materi dengan baik sejak jauh-jauh hari tapi khusus untuk biologi ibu Menkes sudah pasrah. Pada saat berangkat, ya biasalah sambil jalan sambil screening materi. Tiba-tiba ada lembaran kertas pelajaran kepunyaan saudaranya yang jatuh dan beliau mengambilnya. Ketika akan dikembalikan saudaranya bilang, sudah nanti saja setelah selesai. Iseng-iseng ibu menkes muda membaca kertas tersebut yang ternyata isinya adalah materi biologi tentang tumbuhan dan komponen-komponennya. Dan anehnya pada saat ujian materi tersebut keluar dan beliau bisa menjawab soal-soal biologi yang sebelumnya sudah pasrah. Dan atas rahmat Alloh dan ridho orang tua akhirnya beliau bisa menjadi mahasiswa FK UGM angkatan 1968.
Semasa di FK UGM merupakan masa dimana beliau dengan tekun belajar menjadi dokter sesuai dengan keinginan sang ayah. Walaupun awalnya tidak terlalu suka karena kedokteran biologi banget akhirnya beliau lulus dengan baik dari FK UGM pada tahun 1976.
Salah satu nasihat ayah yang selalu diingat oleh beliau adalah bahwa niatkanlah segala apa yang kita kerjakan semata-mata hanya untuk ibadah kepada-Nya. Dokter yang memiliki tugas yang sangat dekat dengan manusia menjadi salah satu sarana ibadah untuk mendekatkan diri kepadaNya.
Ketika mengabdi menjadi dokter di Puskesmas beliau memberikan perhatian khusus pada kasus hipertensi. Hal inilah yang menuntun beliau untuk mendata semua kasus hipertensi dan segala hal yang berkaitan dengan hipertensi ditempat beliau bekerja, Pada suatu waktu beliau diminta presentasi tentang hipertensi dan mempesona seorang professor yang menawarinya beasiswa masuk bagian cardiovaskuler dan mengambil spesialisasi Jantung dan Pembuluh Darah.
Sebagai seorang yang memberikan perhatian lebih dalam kegiatan penelitian ,beliau tidak henti-hentinya untuk melakukan berbagai penelitian. Salah satu penelitian beliau yang sangat penting adalah ketika beliau melakukan penelitian terhadap ikan Lemuru sebagai sumber omega 3 yang digunakan untuk terapi penyakit pembuluh darah karena sumbatan lemak. Penelitian yang hanya berawal dari keprihatinan semakin meningkatnya kejadian penyakit karena penyumbatan pembuluh darah, tidak peduli dia kaya atau miskin. Inspirasi yang berawal dari suatu yang sederhana bahwa orang eskimo tidak pernah kena stroke akibat penyumbatan pembuluh darah karena setiap hari makan ikan. Penelitian inilah yang kemudian membawanya menjadi The Best Investigator Award pada Konferensi Ilmiah tentang Omega 3 di Texas, Amerika Serikat di tahun 1994 dan meraih gelar S3 di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia pada tahun 1996.
Mantan Kepala Unit Penelitian Yayasan Jantung Indonesia dan Kepala Pusat Penelitian Rumah Sakit Jantung Harapan Kita ini semula tidak pernah terpikir untuk masuk kedalam kabinet Indonesia Bersatu dan memimpin Departemen Kesehatan RI. Karena selama 25 tahun beliau bekerja secara professional sebagai Periset dan Staff pengajar di Fakultas kedokteran Universitas Indonesia dan tidak sekalipun berkecimpung dalam ranah perpolitikan. Awalnya pada malam tanggal 20 Oktober 2004 beliau hanya memperoleh telepon dari seorang yang beliau juga tidak tahu identitasnya yang meminta beliau untuk datang ke ke Istana untuk menghadap SBY, yang baru saja dilantik pagi hari itu. Beliau diminta untuk memimpin Departemen Kesehatan RI dan menjadi Menteri Kesehatan dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Ketika ditanya alasannya, SBY hanya menjawab butuh seorang yang “galak” untuk memimpin Departemen Kesehatan.
Rupanya harapan Presiden SBY terwujud, Departemen Kesehatan di bawah pimpinan Ibu Fadhilah Supari ini menjadi departemen yang cukup galak dan tegas dalam mewujudkan kesehatan rakyat Indonesia. Menteri yang rajin melakukan Sidak (Inspeksi Mendadak) ini tidak segan untuk bersuara lantang jika hak-hak rakyat ditindas. Yang paling fenomenal tentu ketika beliau mengkritik habis-habisan WHO dalam kaitannya dengan vaksin virus H5N1. Beliau dengan segala keteguhan hati dan kerasnya pendirian mampu mengajak negara-negara lain untuk merevisi regulasi WHO tentang pengiriman vaksin yang sudah 50 tahun tidak ada yang berani mengusiknya dan tentu masih banyak lagi prestasi Departemen Kesehatan dibawah pimpinan Ibu tiga anak ini.
Ditengah kesibukannya yang luar biasa melayani masyarakat, Ibu Fadhilah Supari tetaptidak melupakan hak-hak keluarganya. Beliau masih menyempatkan diri untuk makan malam bersama ketika weekend bersama keluarga. Beliau pada akhir pembicaraannya menasihatkan bahwa kita dalam menjalankan aktivitas apapun itu asala baik harus diniatkan sebagai ibadah dan jangan setengah-setengah dalam menjalankan apapun yang kita yakini benar. Dan bagi mahasiswa agar selalu kritis menyikapi semua kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah sehingga tercipta hubungan yang saling mengoreksi antara pemerintah dengan kaum intelektual.

Pentingnya Pendidikan Dokter Pancasilais

Sebagai sebuah perguruan tinggi yang lahir dari rahim ibu pertiwi yang masih muda, Universitas Gadjah Mada melekatkan jati dirinya ke dalam lima wajah, yaitu sebagai sebuah universitas pancasila, universitas perjuangan, universitas nasional, universitas kerakyatan, dan universita kebudayaan. Dan kelima jati diri tersebut telah terpatri dan melekat secara resmi di dalam tubuh universitas tertua di negeri ini. UGM sebagai universitas pancasila karena pancasila sebagai sebuah dasar negara, pandangan, falsafah, dan way of life bagi segenap warga negara, dan UGM hadir untuk membentuk pion-pion warga negera yang unggul berlandaskan pancasila.
Lebih lanjut kepribadian bangsa ini sebenarnya sudah mencerminkan pancasila karena diambil dari khasanah kepribadian bangsa kita sendiri. Sebagaimana kata Bung Karno bahwa pancasila bukanlah temuan atau hadiah dari langit tetapi dia adalah galian dan cerminan bangsa Indonesia. Sehingga di titik inilah bahwa setiap jiwa dokter itu pada dasarnya adalah pancasilais. Yaitu jiwa yang memiliki nilai berkeTuhan-an, berdemokrasi, berkemanusiaan,dan akhirnya bermuara pada kebaikan pasien. Sehingga hal ini mengingatkan kembali bahwa pendidikan kedokteran itu tidak sekedar perihal intelektual yang selama ini mempunyai kelemahan dalam aspek kulturalnya, tetapi juga seharusnya berbicara pada ranah moral, mental, dan sosial.
Jika kita mengandaikan bahwa kebudayaan itu adalah otak, maka dari otak inilah menciptakan produk otak yang bermacam-macam seperti filsafat, seni, rasa, dan karsa, yang pada akhirnya membentuk sebuah bangunan utuh. Sehingga pendidikan di sini hadir untuk menghidupkan aspek-aspek tersebut yang pada akhirnya memunculkan orang yang berbudi luhur. Karena bisa jadi pendidikan dokter sekarang hanya menjadi pendidikan saja, dan tidak merangkakum entitas rasa dan karsa. Sebagai contoh kecil adalah dokter anak hanya tahu bagaiman cara mengobati anak tetapi tidak tahu apa yang terjadi dengan negara dan lingkungannya. Hal ini berbeda dengan yang ada di Singapura, Amerika, dan China yang memang tidak sejak awal tidak ada pendidikan kewarganegaraan sehingga mereka enak saja bekerja di luar tanpa harus memperhatikan negaranya sendiri.
Sehingga menjadi sebuah keniscayaan bagi dokter Indonesia khususnya dokter lulusan Universitas Gadjah Mada untuk mengutamakan bangsa dan negaranya sendiri, kalaupun mempunyai fellowship atau kerja ke luar negeri harus didasarkan pada visi kebangsaan. Jadi dokter Indonesia melihat Indonesia adalah bagaimana dia mengabdikan dirinya bagi bangsanya, melihat realitas untuk memperbaiki bukan melihat realitas untuk ditinggalkan. Berangkat dari sini, unsure intelektual bagi seorang dokter tidaklah cukup jika belum diimbangi dengan unsur humaniora. Sebagai misal, sudah seyogyanya jika dokter UGM ditugaskan ke Gunung Kidul atau daerah terpencil lain di negeri ini maka tidak akan ada kata keluhan ataupun penolakan yang keluar dari mulutnya.
Kekhawatiran kini muncul ketika sekarang persebaran dokter berkumpul pada titik-titik daerah tertentu. Padalah dulu dokter-dokter UGM terkenal karena mampu mengisi daerah-daerah terpencil di Indonesia dan sekarang lebih banyak berkumpul di wilayah Jawa lebih spesifik lagi di Jogja. Akhirnya dokter kita mengabdi kepada uang atau material dimana dalam hal ini tidak jauh berbeda seperti dulu yang mengabdi pada Belanda. Namun tidak bisa kita pungkiri juga bahwa sampai kemudian dr.Sutomo menjadi aktor penting yang menyulut semangat nasionalisme dengan mengilhami terbentuknya Boedi Oetomo hingga akhirnya hadiah kemerdekaan dapat kita dapatkan.
Jika dulu dokter UGM mampu mandiri dimana-mana, bagi dokter sekarang uang adalah orientasi yang didahulukan pertama kali. Dengan kata lain saat ini pengabdian dokter beralih pada pasar—bukan lagi segenap entitas rakyat Indonesia. Logika dan pergesaran orientasi ini kemudian menempatkan kesehatan sebagai sebuah komoditas, rumah kesehatan sebagai sebuah perusahaan industri, dan dokter menempatkan dirinya sebagai seorang buruh. Ideologi pasar yang kapitalistik berada memayungi mentalitasnya. Realitas tersebut berbeda dengan Iran yang mempunyai pendidikan dokter bagus dan murah karena untuk dibangun dan dikembangkan untuk kemaslahatan orang banyak. Berbeda dengan kita yang sudah menjadi komoditas sehingga menjadikannya mahal melangit
Oleh karena itu hal ini memberikan isyarat pada mahasiswa supaya tidak hanya intelektual yang diasah tapi juga aspek humaniora dengan tidak tercerabut dari akar ke-Indonesia-an. Berdasarkan hal tersebut, hal yang paling mudah kita lihat adalah jika mahasiswa kedokteran yang tidak berintraksi dengan lingkungannya, maka mahasiswa tersebut menjadi sangat individualistis, padahal kedokteranyang kita dirikan adalah untuk masyarkat luas.
Di titik inilah pendidkan pancasila itu menemukan urgensinya untuk dimasukkan dalam pembahasan ke-UGM-an karena dari sinilah para guru pendiri bangsa mempunyai pesan bagi pendidikan dokter untuk menciptkan manusia berbudi luhur dan mempunayi kematangan secara intelektual, moral, mental, dan etik. Kedoktean transaksional harus kita hindarkan, karena hanya mau beerja jika ada uang. Yaitu dengan adanya pendidikan humaniora yang salah satunya dengan pancasila karena akan mengurang sifat dan sikap individualistis tersebut. Pendidkan intelektual itu menjadi berbahaya ketika tercerabut dari masyarakat sekitarnya dan akar kebudayaan bangsanya, bangsa Indonesia.

Millenium Development Goals: Think Big, Start Small, and Act Now ..the most important,they are achievable.. Kofi Annan,2000

United Nations Millenium Summit 2000 menjadi saksi dideklarasikannya roadmap tentang hal-hal yang harus dicapai oleh dunia Internasional di tahun 2015 yang disebut sebagai Millenium Development Goals (MDGs). Ada 189 negara yang menandatangani kesepakatan ini. Walaupun tidak semua negara menandatangani roadmap ini tapi cakupan MDGs ini meliputi semua negara di dunia ini.
Ada delapan komitmen yang disepakati dan diusahakan realisasinya di tahun 2015 nanti yaitu penanggulangan kelaparan dan kemiskinan, tercapainya pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV, malaria dan penyakit menular lainnya, memastikan kelestarian lingkungan dan mengembangkan kemitraan internasional untuk pembangunan.
Tiga dari delapan komitmen MDGs secara langsung berkaitan dengan kesehatan. Karena memang tidak ada seorang pun yang berani membantah bahwa kesehatan menjadi modal penting dalam pembangunan,apapun bidangnya. Walaupun tidak secara langsung komitmen-komitmen lain yang tercantum dalam MDGs ini juga sangat terkait dengan dunia kesehatan.
Komitmen MDGs pertama adalah pengentasan kemiskinan dan kelaparan. Kemiskinan masih menjadi penyebab dari hampir semua permasalahan yang terjadi di dunia ini. Kesehatan, kependudukan, kriminalitas dan lain-lain mengekor dibelakang permasalahan kemiskinan. Pada tahun 2003, sekitar 1,2 miliar penduduk hidupdalam kemiskinan dengan pendapatan kurang dari 1 dolar perhari . Gizi buruk sebagai salah satu dampak dari kemiskinan melanda lebih dari 800 juta penduduk. Kekurangan gizi inilah yang menyebabkan setengah dari kematian anak-anak di dunia ini. Di tahun 2015, MDGs menargetkan terjadinya penurunan setengah dari jumlah penduduk yang hidup dengan pendapatan kurang dari satu dolar perhari dan penduduk yang menderita kelaparan. Pemberian BLT, Jamkesmas, dan peminjaman modal seperti PNPM Mandiri menjadi contoh usaha yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk mewujudkan target tersebut.
Komitmen kedua adalah memastikan bahwa semua anak-anak baik laki-laki maupun perempuan dapat menyelesaikan pendidikan dasar. Pada tahun 2003 tercatat masih ada sekitar 115 juta anak-anak yang tidak bisa menyelesaikan sekolahnya dan tiga-perempat dari jumlah tersebut adalah anak perempuan. Indonesia sendiri sudah menerapkan wajib belajar sembilan tahun bagi penduduknya dengan memberikan berbagai bantuan dan beasiswa termasukdi antaranya BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Saat ini Laju Pengentasan Buta Huruf (Youth Literacy Rate) penduduk usia 15 sampai 24 tahun sudah mencapai 85%di negara berkembang.
Komitmen ketiga adalah mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Mengusahakan tercapainya akses pendidikan primerdan sekunder untuk laki-laki dan perempuan pada tahun 2005 dan pada semua level di tahun 2015. Pemberdayaan perempuan dalam hal ini peningkatan kapasitas perempuan untuk bisa produktif dan punya daya saing. Hal ini berdasarkan fakta bahwa saat ini ada 876 juta penduduk dewasa yang buta huruf dan duapertiga dari jumlah itu adalah penduduk perempuan. Bahkan di negara-negara sub-Sahara Afrika rasio laki-laki dibanding dengan perempuan yang bisa belajar di sekolah primer maupun sekunder delapan berbanding satu.
Komitmen keempat adalah menurunkan angka kematian anak. Targetnya adalah menurunkan dua pertiga angka kematian anak dibawah lima tahun. Data menyebutkan bahwa sebelas juta anak-anak mati setiap tahunnya sebelum mencapai usia limatahun dan sebagian besar disebabkan oleh penyakit yang mudah ditangani serta sekitar 20% kematian anak dinegara-negara berkembang adalah karena infeksi terutama infeksi saluran pernafasan aku yang sebenarnya bisa dan mudah untuk dicegah. Walaupun angka ini sudah turun sejak tahun 1999 sejak dideklarasikannya MDGs tapi jika tidak segera ditangani dan diakselerasi kemajuannya terutama di negara-negara sub-sahara target MDGs ini baru dicapai mungkin ditahun 2165.
Kesehatan Ibu menjadi target kelima dari MDGs. Di tahun 2015 direncanakan dapat menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga-perempat dari data tahun 1999. Di tahun 2000 ada sekitar 500.000 wanita meninggal selama persalinan dan 99%-nya ada di negara-negara berkembang. Persentase penggunaan jasa dokter dalam persalinan pun hanya 58% di negara-negara berkembang dan ini punya andil yang cukup besar pada kematian ibu selama persalinan. Jika dibandingk maka risiko kematian selama persalinan di negara-negara subSahara Afrika mencapai 175 kali lipat dari negara-negara maju. Indonesia sebagai dalam setiapperiode pemerintahannya selalu menjadikan program ini sebagai prioritas program departemen kesehatan. Dan pencapaiannya sudah menunjukkan adanya hasil positif .
“Perang” melawan HIV/AIDS, insidensi malaria dan penyakit-penyakit menular lainya menjadi target keenam dari MDGs 2015. Di tahun 2002, 42 juta penduduk dewasa dan 5 juta anak-anak terinfeksi HIV/AIDS dan lebih dari 95%ada di negara-negara berkembang (70% di negara sub-sahara Afrika). Di tahun 2003 , tiga juta orang meninggal akibat AIDS dan sejak tahun 1996 sudah lebih dari 20 juta orang meninggal karena AIDS. Masalah klasik yang belum terselesaikan seperti tuberkulosis masih menjadi penyakit infeksi paling mematikan pada orang dewasa dan sudah membunuh hampir dua juta penduduk setiap tahunnya. Malaria juga telah membunuh lebih dari1 juta orang per- tahun. Usaha-usaha kuratif dan preventif sudah dilakukan oleh pemerintah terkait penyakit yang preventable ini seperti pengusahaan imunisasi, edukasi dan juga modifikasi lingkungan yang mencegah bertambahnya insidensi penyakit tersebut. Khusus untuk HIV/AIDS memang belum ditemukan obat untuk menyembuhkan hanya terbatas antivirus untuk menekan replikasi virus dan yang paling penting untuk penanggulangan HIV/AIDS adalah mencegah penyebaran dan usaha untuk menangani dampak lain dari HIV/AIDS yang kita tahu sangat kompleks.
Lingkungan hidup adalah hal yang tak mungkin terpisahkan dari kehidupan kita. Didasari pada fakta bahwa pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia saat ini mengancam kelestarian lingkungan maka kelestarian lingkungan menjadi target ketujuh dari MDGs. Integrasi prinsip Sustainable Development (Pembangunan berkelanjutan) dalam setiap aktivitas kehidupan manusia menjadi penting terutama pada kebijakan-kebijakan pembangunan dari pemerintah setiap negara . Ketersediaan air bersih menjadi isu utama dalam pencapaian target MDGs bidang lingkungan hidup ini. Di tahun 2000 lebih dari 1,1 milyar penduduk kekurangan akses air yang aman dan bersih. Dan setengah dari pasien rawat inap di rumah sakit diseluruhdunia adalah pasien karena penyakit yang disebarkan lewat air. Bahkan baru-baru ini WHO memberitakan bahwa kematian akibat ketidaktersediaan air bersih melebihi kematian akibat perang.
Kesadaran bahwa target-target tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya kerjasama antar negara di dunia ini, maka hal ini menjadi target terakhir dalam MDGs 2015. Kerjasama dalam peningkatan mutu kesehatan, pelestarian lingkungan, ilmu pengetahuan dan pendidikan, peningkatan kesejahteraan dan semua aspek kehidupan lainnya. Ada kewajiban moral dari negara-negara maju untuk membantu negara-negara berkembang untuk bisa mengatasi permasalahannya.
Memang tidak semudah membalik telapak tangan untuk mencapai semua target tersebut. Perlu keseriusan dan komitmen yang tinggi terutama dari para stake holder untuk mewujudkannya. Dan seperti yang dikatakan oleh Kofi Annan, Sekretaris Jenderal PBB di tahun 2000,”These eight commitments...are simple but powerful objectives that every man and woman can easily understand and support. They are also different from other bold pledges that become broken promises over the past 50 years: first, because they have unprecedented political support; second,because they are measurable and time-bound, with mostof this agenda meant to be attained by the year 2015; and third,the most important, because they are achievable”. Ya,target-target tersebut achievable. Think Big, Start Small, and Act Now.(MFK)

Memori Desember 2009: BEM, Evaluasi Diri untuk Melanjutkan Kontribusi

Total Sembilan bulan kami menghuni ruangan 5 X 6 meter persegi ini. Waktu yang terlihat cukup singkat untuk sebuah kepengurusan suatu organisasi. Sembilan bulan yang diwarnai dengan suka dan duka dalam perjalanannya.
Badan Eksekutif Mahasiswa 2009 berada diujung kepengurusannya. Cita-cita menjadi pelayan mahasiswa dan memfasilitasi kepentingan mahasiswa yang ter-ejawantahkan dalam program-program kerja sudah semua dilaksanakan. Namun bukan berarti kita berhenti untuk bisa bermanfaat dan berkontribusi bagi semuanya.
Itulah mungkin curahan hati yang cukup “lebay” setelah Sembilan bulan menjabat. Dari ke-delapan departemen ditambah dengan kementrian internal dan eksternal sudah terlaksana banyak program kerja.
Cerita berawal ketika berakhirnya kongres awal tahun pada akhir bulan Februari 2009. Dimana semua organisasi termasuk BEM memulai untuk berkegiatan. Bulan Maret diawali dengan diadakannya Saresehan Karyawan FK UGM, kemudian diikuti oleh Medical Futsal League,Blog 3 in 1, Komunitas Enterpreneur FK UGM, Up Grading dan ditutup tengah tahun dengan diadakannya Pelatihan Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru 2009. Seminar Kebangsaan, Olimpiart, Medical Action Week, Training SPSS, Schoolarship Fair, Kompetisi Proposal Enterpreneur, Latihan Dasar Kepemimpinan dan Seminar Tenaga Kesehatan menyusul berikutnya.
Program-program diatas mungkin hanya sebagian dari banyak program yang sudah dilaksanakan. Masih ada banyak program lain yang sifatnya pengembangan organisasi, mempererat hubungan yang sinergis dengan Fakultas, BSO, Himaprodi dan lembaga eksternal serta menjalin kerjasama dengan berbagai instansi terkait baik yang sifatnya regional, nasional maupun internasional.
Menjadi organisasi yang bisa memfasilitasi mahasiswa dalam pengembangan diri sebagai persiapan menjadi tenaga kesehatan yang komplit dimasyarakat merupakan salah satu misi BEM yang mengilhami diselenggarakannya program-program kerja tersebut. Bukan program kerja warisan ataupun titipan tapi merupakan perwujudan keinginan dari mahasiswa. Sehingga survey atau jajak pendapat pada awal kepengurusan sangatlah penting untuk bisa menjaring aspirasi sebanyak-banyaknya dari warga Fakultas Kedokterean UGM. Dimana hal tersebut menjadi patokan dalam penyusunan program kerja.
Partisipasi dalam organisasi mahasiswa mungkin bisa dianalogikan sebagai latihan untuk menjadi pejabat publik. Amanah yang telah diberikan sebisa mungkin dijalankan dengan rasa tanggung jawab yang tinggi. Karena tentu saja semua amanah akan dipertanggungjawabkan tidak terkecuali di organisasi kemahasiswaan. BEM sebagai lembaga eksekutif tertinggi hendaknya bisa menjadi panutan bagai organisasi-organisasi dibawahnya untuk mewujudkan good governance, dimulai dari perencanaan konsep kepengurusan diawal tahun sampai pada proses pertanggungjawaban. BEM harus juga memiliki hubungan yang baik dan saling membangun secara vertical dengan pihak fakultas dan secara horizontal dengan mahasiswa secara umum.
Dengan adanya hubungan yang sinergis antara BEM, Mahasiswa, Dekanat maupun lembaga-lembaga terkait lainnya diharapakan masa-masa menjadi mahasiswa bisa dijadikan masa pembelajaran bukan hanya core competence kita sebagai tenaga kesehatan tetapi juga soft skills lainnya yang sangat dibuthkan ketika memasuki dunia pasca kampus. Generasi muda yang sering disebut-sebut sebagai agent of change, iron stock dan sebutan-sebutan lain yang menunjukkan harapan yang besar dari masyarakat akan adanya generasi yang mampu memperbaiki kehidupan negara ini akan lebih cepat terwujud jika prasyarat utama yaitu kompetensi dan kepedulian tertanam pada diri mahasiswa. Dan itu bisa diwujudkan sejak dini dengan berpartisipasi aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Jangan berhenti untuk berkontribusi, karena kita memang hidup untuk berkontribusi. Khairunnas an fa’uhum linnas (sebaik-baik manusia adalah yang bisa bermanfaat bagi manusia lainnya).
(memuat kembali memori Desember 2009)

TENAGA KESEHATAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

Lingkungan merupakan salah satu komponen dalam hidup kita yang tidak terpisahkan. Namun bukannya dipelihara dan dirawat dengan baik ,lingkungan malah sering kita lupakan dan kita acuhkan. Fenomena-fenomena alam akhir-akhir ini menunjukkan se-kelumit akibat yang ditimbulkan karena keacuhan kita pada lingkungan.
Dalam konteks dunia kesehatan, lingkungan berperan penting pada hampir semua permasalahan kesehatan yang terjadi di masyarakat. Sanitasi yang buruk, sistem pengolahan limbah yang tidak sesuai prosedur, pengolahan pangan yang tidak aman merupakan beberapa contoh dari banyak contoh penyebab dari munculnya berbagai macam penyakit yang terjadi di masyarakat.
Fenomena-fenomena kesehatan tersebut seakan menuntut dimunculkannya istilah baru dalam dunia kesehatan yaitu Tenaga Kesehatan Berwawasan Lingkungan. Wacana ini dimaksudkan untuk bisa memaksimalkan tenaga kesehatan bukan hanya sebagai “pemadam kebakaran” tetapi juga berperan dalam mencegah “kebakaran” itu terjadi. Menggalakan kegiatan yang bersifat preventif untuk bisa mewujudkan kesehatan masyarakat secara menyeluruh bukan dengan menunggu dan kemudian mengobati korban yang berjatuhan atau tindakan kuratif.
Sebenarnya seberapa pentingkah peran tenaga kesehatan berwawasan lingkungan itu? Bisa dikatakan sangat penting tapi sering kali dilupakan. Itulah realitanya. Epidemi beberapa penyakit menular yang setiap tahun selalu berulang merupakan wujud pengesampingan lingkungan sebagai salah satu aktor dalam usaha penyehatan masyarkat. Demam berdarah tidak akan mewabah jika dokter di lingkungan tersebut tidak hanya sebagai pemadam kebakaran alias hanya mengobati orang yang sakit tapi juga memberikan edukasi dan penyadaran kepada masyarakat untuk peduli lingkungan. Limbah-limbah medis jika tidak ditangani dengan baik terutama untuk dokter-dokter praktik pribadi justru akan semakin memperburuk keadaan kesehatan masyarakat. Penyakit menular banyak yang ditularkan melalui limbah medik yang sering kita lupakan manajemen pengelolaannya. Dan masih banyak contoh-contoh fakta lain yang menunjukkan betapa pentingnya tenaga kesehatan yang berwawasan lingkungan itu.
Kesadaran bagi para pekerja di dunia kesehatan entah itu dokter,ahli gizi,atau perawat, dan semua orang yang terlibat dalam aktivitas kontak dengan pasien harus ditanamkan sejak dini. Pendidikan memegang peran kunci dalam terwujudnya tenaga kesehatan berwawasan lingkungan. Pendidikan yang dimaksudkan disini bukanlah dengan menambahkan suatu materi khusus dalam kegiatan perkuliahan. Namun, dikurikulumnya untuk semua mata pelajaran hendaknya include tentang materi lingkungan. Di setiap mata kuliah hendaknya dikaitkan dengan education for sustainable development. Contoh cara menyuntik, bagaimana jarum suntik ini harus dibuang setelah dipakai atau perban yang sudah terpakai dimana harus dibuang atau yang lebih sederhana yaitu makanan bekas pasien rawat inap bagaimana mengelolanya itu penting untuk diajarkan oleh para instruktur.
Solusi pendidikan tersebut merupakan salah satu perwujudan program Education for Sustainable Development. Suatu program dari UNESCO yang mencoba untuk mengintegrasikan antara pendidikan dengan usaha untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Lingkungan sebagai salah satu tergetnya menjadi hal yang harus juga dipelihara untuk generasi mendatang.
Dalam konteks pelayanan kesehatan,lingkungan sekali lagi menjadi hal yang tidak boleh dikesampingkan. Karena walaupun tempat pelayanan kesehatan yang di satu sisi dibutuhkan oleh masyarakat tapi dalam aktivitasnya juga menghasilkan limbah atau bahan sisa yang jika tidak menjadi perhatian dan dikelola secara asal-asalan akan tercampur dengan limbah domestik yang tentunya berbahaya bagi penduduk sipil maupun tenaga kesehatan itu sendiri.
Mahasiswa sebagai agen-agen perubahan hendaknya memiliki kesadaran untuk peduli pada lingkungan. Menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan mulai dari diri sendiri kemudian disebarkan ke komunitasnya dan begitu seterusnya terutama mahasiswa calon tenaga kesehatan harus bisa menjadi pioneer di lingkungannya sendiri. Kemudian karena masyarakat Indonesia itu paternalis,yang berarti apa yang dilakukan seniornya maka akan ditiru oleh juniornya. Maka dosen, pegawai dan dekanat harusnya bisa menjadi contoh yang baik bagi mahasiswa untuk bersikap ramah dan peduli terhadap lingkungan. Saling mengingatkan dengan bahasa yang mudah dipahami dan memberikan sarana untuk peduli terhadap lingkungan.
Mungkin sebagai sebuah gerakan kecil yang bisa kita mulai adalah dengan tidak memakai minuman dalam kemasan gelas plastik pada acara-acara rapat ataupun yang lainnya. Bisa pakai gelas kaca yang bisa dicuci dan dipakai kembali. Supaya tidak membeban lingkungan tentunya. Save the Earth for the Next Generation.
Wawancara dengan Dr. Eko Sugiharto,Ketua Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM
dimuat di majalah efkagama FK UGM,

Tak Perlu Menunggu Wisuda untuk Bisa Berkarya

Menjadi mahasiswa bukan berarti menunda untuk berkarya. Masa-masa perkuliahan tidak berarti menunggu untuk diwisuda baru bisa mengabdi kepada bangsa. Pola pikir tersebut seharusnya tertanam dalam setiap jiwa mahasiswa.
Terlalu banyak masalah yang harus diselesaikan dan ingin segera diselesaikan. Rendahnya pendapatan masyarakat, tingginya angka kematian ibu dan anak, perusakan hutan, kemacetan, penambangan liar adalah contoh kecil dari pekerjaan rumah bangsa ini. Permasalahan-permasalahan bangsa ini tidak bisa kita hanya bergantung pada pemerintah untuk menyelesaikannya.
Mahasiswa sebagai iron stock dan generasi pemimpin bangsa harus peka terhadap permasalahan ini. Mahasiswa harus mampu membalikkan persepsi orang tentang mahasiswa yang sering diidentikkan dengan demonstrasi dan kerusuhan. Terjun ke masyarakat, mendengarkan keluhan mereka dan memfasilitasi untuk bisa memecahkan permasalahan bersama-sama. Hal itulah yang harus di lakukan oleh seorang calon pemimpin bangsa, yaitu mahasiswa.
Banyak contoh yang bisa kita jadikan teladan bagaimana mahasiswa mampu membangun masyarakat. Kita bisa melihat bagaimana mahasiswa dari Universitas Negeri Jambi mengajari masyarakat suku Anak Dalam membuat kerajinan yang meningkatkan penghasilan mereka. Mahasiswa dari Intitut Pertanian Bogor yang mengenalkan jenis ubi baru berkualitas tinggi kepada petani. Atau ketika mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada membantu mengurangi ilegal logging dengan membuat energi alternatif biogas. Mahasiswa sebagai makhluk intelektual harus bisa menjadi pelopor terbentuknya masyarakat yang mandiri. Terlalu lama bagi kita untuk menunggu uluran dari pemerintah yang sudah terlalu sibuk dengan permasalahan bangsa yang ruwet ini.
Mahasiswa selalu memainkan peran dalam sejarah bangsa ini. Masa sebelum kemerdekaan, perjuangan kemerdekaan, tergulingnya orde lama dan orde baru menunjukkan bahwa mahasiswa adalah suatu kekuatan yang sangat potensial untuk menggerakkan bangsa ini.
Dua kekuatan besar yang dimiliki mahasiswa adalah idealisme dan kreativitas yang tinggi. Idealisme untuk mengabdi kepada masyarakat tanpa ada kepentingan apapun selain menginginkan hal yang terbaik bagi bangsa ini. Kreativitas tanpa batas yang mampu mengkonsep dan menciptakan ide-ide kreatif untuk membantu masyarakat menyelesaikan permasalahannya. Dua kekuatan inilah yang harus dimiliki dan dipertahankan oleh semua mahasiswa. Ingat bahwa di pundak 356.458 mahasiswa terdapat amanah dari 270 juta lebih penduduk Indonesia yang menanti karya-karya mahasiswa.
Manfaatkan kesempatan untuk menjadi mahasiswa yang prestatif kontributif dambaan bangsa ini. Jadi, tidak perlu menunggu yudisium untuk bisa berperan dalam membangun masyarakat Indonesia.