Rabu, 15 Februari 2012

Share lagi : Yok Bermanfaat Bagi Orang Lain ^^


Di suatu sore, di perpustakaan, tiba-tiba telepon genggam-ku bergetar. Oh, ada sms dari mbak pengurus klinik masjid di Jogja. Ku sentuh notifikasinya (touch screen ceritanya), dan muncul pesan ini...
“Assalamualaikum. Dok, mau ngasih tau aja kalau sekarang klinik masjid sudah ada alat untuk tes darah (gula darah, asam urat, dan kolesterol”
                Alhamdulillah, batinku. Alat yang sekian lama direncanakan untuk diadakan sebagai salah satu pelengkap pelayanan kesehatan di klinik. Tak henti-hentinya aku tersenyum dan mengucap syukur atas nikmat itu. Akhirnya masyarakat sekitar tidak harus membayar mahal untuk periksa macem-macem itu.
                Cerita berawal pada bulan Desember 2011 yang lalu, ketika ada pesan dari salah satu kakak angkatanku yang meminta tolong menggantikannya di salah satu klinik masjid di Jogja. Pada waktu itu dibeberkan latar belakang klinik, kenapa kita harus ngisi disana dan macem-macemnya lagi. “Tapi ini klinik sosial dek, gimana?”, katanya. Tanpa banyak alasan, langsung kuterima saja tawaran tersebut. InsyaAlloh berkah, pikirku. Bukannya sombong atau sejenisnya (naudzubillah, semoga Alloh menghindarkanku dari hal demikian), aku memang telah sangat terbiasa dengan kegiatan-kegiatan yang memang berbau pengabdian masyarakat. Bukan apa-apa, hanya mengamalkan salah satu pesan dari Nabi SAW, bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain.Sederhana tapi memang seperti itulah kenyataannya.
                Klinik ini memang sudah berdiri cukup lama dengan segala jatuh bangunnya. Semangat para pengurusnya hanya sederhana, yaitu selain mengharap ridho Alloh tentunya, mereka bersemangat karena tidak rela masyarakat muslim disana, yang tinggal di sekitar masjid, ketika periksa kesehatan dll harus ke klinik non-muslim (maaf bukan bermaksud untuk musuh-memusuhi) yang memang telah lebih dulu disana. Mereka pikir, kita harus bisa memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat sini, memberikan yang lebih baik dan tentunya tidak harus bergantung pada orang lain. Mereka berpikir, “masak kita tidak bisa, jangan sampai mereka berpikir orang muslim tidak ada dokter”, perkiraanku seperti itu. Sekali lagi ini bukan bermaksud untuk benci-membenci.
                Alhamdulillah, ketika aku masuk, klinik ini sudah cukup established dan salah satu tanggung jawabku tentu untuk membuatnya lebih baik lagi. Sekali lagi, Alhamdulillah, pengurus-pengurus beserta takmir masjid sangat bersemangat juga untuk mengembangkan klinik ini. Apalagi pengurusnya masih muda-muda,(hehehe, jangan berpikir yang tidak-tidak ya !), jadi semakin bersemangat saja. Ibu-ibu pengasuh juga meskipun sudah cukup sepuh, tapi semangatnya luar biasa.
                Klinik ini hanya buka seminggu sekali, yaitu pada hari Minggu pagi, setelah kajian pagi di masjid. Hari Minggu,actually  the only holiday I have but for me it doesn’t matter as long as I can give all I have to help others. Most of patients are geriatrics, as you know they’re very complicated. May be sometime I will write those complicatedness in an article. (lho kok jadi Inggris,:P). Back..back..back...
                Kadang aku ngajak beberapa temen yang bisa bantu disana. Kadang mereka bisa seringnya gak bisa (curcol), ya sudah berarti sendiri lagi, as usual. Malas kadang dan sering muncul, tapi ketika akan bilang “dek, besok libur ya”, itu terasa tak sampai, ketika ingat wajah-wajah pasien disana. Pernah pas lagi pulang ke rumah,sesuatu yang jarang akulakukan, parah, bilang ke ibu, “buk, aku besok harus ke klinik mruput (pagi sekali.red), tapi aku males,capek banget buk tapi nggak tegel (tega.red) je  ”, ibuku dengan tenang menjawab “yasudah nggak apa-apa, insyaAlloh kalo diniatin ibadah bakal dimudahkan, insyAlloh”. Jawaban yang menenangkan walaupun aku sudah tahu teori itu, tapi ketika mendengar dari orang lain, dinasihatkan kepada kita, apalagi ibu, bakal sangat melegakan dan menenangkan.
                Yup, sekelumit cerita untuk aku share di blog ini, sengaja tidak aku publish kemacem-macem seperi facebook/twitter/lain-lain, takut menjadi riya’, takabur dan penyakit-penyakit hati yang lain. Biarlah yang membaca adalah orang-orang yang nyasar di blog-ku saja..hehehe....semangat2..jangan pernah berhenti untuk bermanfaat bagi orang lain, insyaAlloh menjadi ibadah bagi kita.^^

Rabu, 08 Februari 2012

Share ^^

Sekedar ingin menulis. 
Alhamdulillah, sudah setengah jalan periode rotasi klinik ini. Rasanya sudah Februari aja, tak terasa (bohong.red..kerasa banget tau) tinggal beberapa bulang lagi (beberapa???) bakalan selesai. InsyaAlloh. November 2012 ini, jika lancar, adalah akhir semua stase. Kalau sesuai rencana akan ditutup dengan indah (whatss??..Indah??) olehh stase pediatrik. Luar biasa, ter-setting mencapai klimaksnya distase terakhir.
Awal tahun 2012 menjadi awal yang buatku cukup luar biasa. Banyak hal yang terjadi dan dimulai. Di awal tahun inilah, mantap aku katakan bahwa periode rotasi klinik akan sangat sayang terlewatkan tanpa mencapai hal-hal lain. Dalam artian, periode ini bukan berarti kemudian dijadikan alasan untuk tidak berkarya, tidak aktif dalam hal -hal lain. Sumpah, sayang banget.
Memang tak bisa dipungkiri, ketika memasuki periode ini bakalan ada kesibukan yang bisa dikatakan jauh lebih banyak dibandingkan dengan dulu waktu masih kuliah S1. Pasti itu. Jadwal jagalah, refkas-lah, tutorial-lah, nunggu konsulen lah, itu adalah hal-hal yang membuat rutinitas koas menjadi semakin gaul (baca.padat.red). Akan tetapi, menurutku, itu bukan menjadi alasan untuk tidak berkarya atau aktif di bidang lainnya tanpa mengorbankan kewajiban utama kita untuk menyelesaikan pendidikan ini.
Awal tahun 2012, aku memutuskan untuk bergabung dengan Pusat Pelayanan Manajemen Kesehatan FK UGM. Bergabung menjadi editor dan PJ untuk salah satu website-nya. Lumayan, untuk menambah koneksi, pengalaman, pengetahuan dan tentu saja pemasukan. Padahal ketika akan mendaftar sempat was-was karena spesifikasi yang disyaratkan adalah dokter fresh-graduated. Saya yang termasuk masih unyu-unyu ini nekat saja daftar dan gooll. Gak tahu kan kalau tidak dicoba.
Awal tahun 2012 ini, kembali mengaktifkan diri di salah satu majalah fakultas. Setelah hampir 1 semester menghilang, akhirnya muncul lagi. Dan memang termasuk orang yang dicari (baca.dikangenin.red), hehehe.. astaghfirulloh. Dan, akhirnya sayapun menulis lagi.
Awal tahun 2012 ini, beberapa job juga menghampiri. Kemaren sempet menjadi moderator dalam acara bedah buku-nya dr. Jose Rizal, di UNY, membantu klinik kesehatan masjid tiap hari Minggu, mengisi training di salah satu organisasi di kampus (aneh ini) dan beberapa kegiatan lainnya.
Sekilas memang kelihatan berat kalau dipikirkan dengan berat dan rumit. Namun, jika dipikir dan di set di dalam otak kita semua itu mudah, ya bakalan jadi mudah. Bukan teori, tapi sudah saya buktikan berkali-kali.  
Hikmah yang saya ambil adalah bahwa jika dicermati betul, kita banyak banget memiliki waktu dan kesempatan untuk bekerja lebih dan berkarya lebih. Tak terbatas. Justru seringkali diri kitalah yang memberi batasan dari hal yang sesungguhnya tak terbatas itu. Justru seingkali diri kital sendirilah yang memunculkan berbagai alasan untuk stay pada zona nyaman kita, memunculkan berbagai alasan untuk tidak melakukan apa-apa.
Sering, saya ditegur oleh beberapa orang terdekat saya,"Heh, kamu kok berani-beraninya kerja ini, kerja itu. Memang koas-mu nganggur banget apa?", atau yang lain " Nggak apa-apa dek kamu ambil proyek ini?, koasnya bakal keganggu nggak?" atau "Wah, parah ente, nggak capek?" dan beberapa pertanyaan dengan nada yang hampir sama. Saya katakan bahwa, saya bisa. Tanya saja ke teman-teman sekelompok saya, apakah saya meninggalkan tugas-tugas saya, atau saya hanya sekedar lewat saja di setiap stasenya?
Kesempatan dan waktu itu bukanlah hal yang saklek, kesempatan dan waktu itu dinamis, bisa kita atur (jika kita mau). Sering kita bilang,"Duh, ga ada waktu ni untuk ngerjain ini!!". Akan tetapi yang sebenar-benarnya adalah kita tidak mengalokasikan waktu kita untuk itu. Jika kita alokasikan tentu kerjaan itu bisa rampung kita kerjakan.
Sekali lagi, jangan sampai masa muda kita hanya terlewat begitu saja tanpa ada karya atau apapun yang bisa kita hasilkan. Jangan berpuas pada satu hal, karena ibaratnya setiap kita mancing dan mendapatkan satu atau dua ikan, ingatlah masih ada jutaan ikan bahkan yang lebih besar yang menanti untuk kita pancing. Gak nyambung tetapi masih oke-lah..^^...dan satu lagi yang selalu saya ulang-ulang dan mungkin kasarannya menjadi salah satu dzikir tiap hari saya, yaitu sambil menyelam minum air, kalau ada ikan tangkap, kalu dapat   emas atau mutiara ambil juga...manfaatkan waktu dan kesempatan sebaik mungkin..