Senin, 26 September 2011

Refleksi : Awal Sebuah Jalan Ketidaksengajaan

Ditulis 2o Mei 2011

Sebuah sejarah bagi diriku terukir pada hari ini.Di awali dari sebuah ketidaksengajaan menjadi sesuatu yang benar-benar sejarah bagiku. Ya, saat ini aku berdiri dalam dekapan jalan ketidaksengajaan. Toga hitam membalut tubuh keringku. Toga hitam ketidaksengajaan mungkin. Mungkin tidak ada yang tahu bahwa selama ini aku berbohong pada mereka. Bahkan aku berbohong pada diriku sendiri. Entah kebohongan yang disengajakan atau suatu ketidaksengajaan. Sering aku tertawa dalam hati ketika melihat proyeksi diriku dalam sebingkai cermin kecil. Sering pula aku menangis dalam hati ketika melihat betapa apa yang kucapai saat ini adalah buah dari ketidaksengajaan. Ketidaksengajaan yang indah. Ketidaksengajaan yang mengantarkanku pada keadaanku saat ini.

Teringat hampir empat tahun lalu ketika aku masih duduk di kelas XII SMA. Ya, XII IPA 5,nostalgia tak terlupa. Aku yang termasuk siswa yang dengan keberuntungan bisa menjadi bagian tak terlupakan dalam perjalanan sekolahku selama 3 tahun ini. Bersyukur karena aku yang sangat biasa ini bisa tercatat dalam catatan lain di sekolahku, tentu catatan yang baik.

Saat itu yang aku pikirkan adalah bisa melanjutkan sekolah dan kemudian bekerja. Benar-benar tipikal orang biasa. Pikiranku sudah tertuju pada akademi militer. Itulah cita-cita sederhanaku untuk bisa menjadi seorang perwira,perwira angkatan darat. Entahlah, setan apa yang merasuk dalam pikiranku saat itu. Waktuku aku habiskan untuk mempersiapkan fisik dan mental untuk bisa lolos ujian. Menu lari pagi 2-3 kilometer dengan pemberat dimasing-masing kaki 2 kilogram adalah hal yang biasa buatku. Push up dan sit up menjadi menu pagi sehabis mengaji. Saat itu aku berpikir, bodoh sekali jika mereka tidak menerimaku dengan segala kelebihan yang aku miliki. Benar-benar setan telah merasuk dalam otakku.

Pada waktu itu aku tidak peduli dengan euforia teman-temanku yang ribut untuk mengikuti berbagai ujian masuk perguruan tinggi. Rasa optimisku sudah merasuk sampai ujung jempol kakiku. Entah si jempol sadar atau tidak tetapi rasa percaya diriku sudah membuncah tanpa berpikir bahwa dunia ini diciptakan dengan berpasang-pasangan. Bahwa ada keberhasilan dan ada kegagalan. Keduanya berbagi probabilitas yang sama seperti sebuah koin mata uang. Aku melupakan itu.

Dan akhirnya aku gagal lulus seleksi. Kecewa, itulah yang ada dipikiranku. Seakan apa yang sudah aku lakukan sama sekali tak ada artinya.

Aku putar kembali life plan-ku. Aku rombak habis segala cita-cita dan angan-angan yang sudah aku bentuk jika aku berhasil menjadi seorang perwira TNI. Kemudian aku mulai melihat peluang-peluang yang tersisa. Sambil menahan rasa iri sebab sudah banyak teman yang sudah diterima di perguruan tinggi ini dan itu sedangkan aku masih berdiri dalam ketidakpastian. SPMB menjadi jalanku satu-satunya untuk bisa melanjutkan sekolahku.

Dan ketidaksengajaan itupun dimulai. Aku memasukkan daftar prioritas fakultas yang sama sekali jauh dari latar belakangku. Alasannya sederhana, aku menjadi malas belajar jika standar yang aku tuliskan bukan standar tertinggi yang mungkin bisa aku capai. Dan ketidaksengajaan itu berbuah kebingungan. Ketika hal yang tidak aku sangka benar-benar terjadi. Bingung apakah aku benar-benar bisa bertahan disana. Ketidaksengajaan yang mendilemakan.

Pagi itu dengan hati yang masih tertunduk melihat ketidaksengajaan ini, aku berdiri tegap dengan jas almamater yang menyembunyikan rasa terdalamku,terpasang rapi ditubuh kecilku. Melihat sekelilingku, membuatku takut dan merasa inferior dibanding yang lain. Semua dengan ceria berbaris dan bersenda gurau. Aku yakin gurat muka mereka menandakan kegembiraan yang amat sangat. Sedangkan diriku, 180 derajat berkebalikan dengan mereka. Entahlah, sekali lagi aku masih takut. Ku coba berkenalan dan bergaul dengan mereka untuk menutup ketakutanku akan segala hal yang akan aku hadapi nanti. Ku coba tersenyum, tersenyum dalam selubung ketakutan.

Tiga setengah tahun berlalu. Terlalu banyak cerita selama 3,5 tahunku di kampus ini. Suka, duka, senang, sedih, bangga, kecewa semua bercampur menyatu dalam harmoni cerita tiga setengah tahunku disini. Teman-teman yang sangat baik. Guru-guruku yang sangat luar biasa. Bagaimana dengan rasa takut dan inferiority-ku? Rasa ketakutanku sudah sedikit bisa aku atasi.Rasa inferiority-ku sudah sedikit bisa aku sembunyikan karena masih sulit aku untuk menghilangkannya. Sampai saat ini. Sudah kucoba untuk men-sugesti dan meyakinkan diriku tapi masih saja ada dan menghantuiku. Sampai saat ini.

Kini, sudah pantaskah diriku untuk mengenakan toga ini atau belum, aku tidak tahu. Yang pasti saat ini aku memakainya. Dan terpaksa aku harus pantas, entah bagaimana caranya. Buah ketidaksengajaan yang saat ini harus aku jalani jalan ketidaksengajaan ini. Ketidaksengajaan yang bersejarah dan mau tidak mau harus aku jalani jalan ketidaksengajaan ini dengan penuh kesengajaan dan kesadaran. Berharap lewat jalan yang aku awali dengan ketidaksengajaan ini, aku bisa memberikan manfaat bagi orang lain.

My beliefs, just do my best and I’m sure, I will get the best. And He will give the more best than I can imagine. That’s His promises and He’ll never broke His promises.

Jumat, 22 April 2011

Cerita Koas-ku..neng nong neng gung..

Telat sih nulisnya,tapi gapapalah...
Berawal dari hari Jumat,1 April 2011 ini..hahaha..melihat teman2 PD 2007 memakai kemeja putih dan bawahan hitam membuka kembali memoriku sekitar hampir 4 tahun yang lalu. Dulu kita lari-lari bersama dipagi buta,sambil cuek denger senior teriak-teriak (hipoglikemi ntar) menyambut kami. Dulu, dengan baju itu pula kita kumpul-kumpul di lapangan parkir di siang terik,sambil melihat jam,kapan OSPEK ni selesai. Dulu,dengan baju seperti ini,tertempel dan tersampir (halah,bahasanya) bermacam-macam atribut ga jelas yang bisa membuat kami begadang tiap malemnya...
Tapi sekarang sangat berbeda..sekarang dengan baju seperti ini,kami berjalan dengan tegap menuju ruang diklat yang akan menjadi saksi janji kami..Sekarang,dengan baju seperti ini sudah tidak ada lagi atribut-atribut tidak jelas,yang ada hanyalah jas putih bertuliskan nama kami dan diatasnya persis ada tulisan terbordir rapi.."DOKTER MUDA"..Dan dengan pakaian itu kami siap menatap tantangan baru..(hahahaha..tulisannya jijay banget..serius beuddddd..hoekkss)..
Teng..tong..untuk nanti pembacaan janjinya,ada satu dari kalian yang memimpin yaaa..*baik buuu....HEmmm..mushtofa kamal mana? Nah lo..nah lo..kok gue (cie,gahol mamen)..tolong kamu saja ya..(halah,yasudahlah..daripada lama)..siap bukkkk..
Nanti kamu gini,gitu,begini,begitu..bla..bla..bla..*siap lah..
Persiapan bla bla bla sudah...nah,pas saat krusial tuh,ups..keseleo lidahnya baca teks-nya..astaga,klo aku panik,ntar bubar acaranya..ah bodolah..lanjut...alhamdulillah lancarrrr..gaol lah dirikyu..setelah selesai..trus pulang (walah,ga banget)..cont'd

Nah lanjut lagi..
Kemudian,dihari pertama pembekalan langsung deh ambil tempat duduk paling depan. Bukannya sombong ato cari muka,tapi pengen aja menghapus tradisi malas duduk didepan...Nah,tu desktop secara mengejutkan (sebenernya ga juga sih,sudah kuduga sebelumnya) fotoku langsung nampang di slide pertama pembekalan,jadi judul lagi..waakakaka..memang orang keren ga kemana...Udah tuh, siapa yang menjadi ketua untuk gelombang ini..jeng..jeng.."mushtofaa"..whatttt..secara parah langsung dipaksa untuk jadi ketua,ngek,ngok.yaudahlah,paling bentar aja sih..ehemm..ehemm..langsung deh,first speech "teman,saya tidak bisa sendiri,mari kita berjuang bersama-sama"..ceilahh,sok bijak..--" #jitak
Yaps,pembekalan berjalan seperti biasa,nothing special but surely unforgettable moment. Oiya,sempet dibilang sama dokter Mahar,"silahkan maju mas yang di depan. Setau saya dia sering duduk didepan dan aktif ketika kuliah dan tutorial"..walah,tambah berat aja ni kepala..sempet ngebanyol dikit2 didepan para profesor dan spesialis di ruang diklat sardjito (memang koas gemblung)..ahaha..but the story must go on..
Nah,ceritanya udah selesai nih..hari pertama koas di Poli Mata..jeng..jeng..nunggu pak kepala bagian,trus ngobrol2,dan ea ea langsung masuk poli (belum belajar nih). Nah,hari pertama dapat jatah jaga bangsal,ya seperti biasa ikut kalu ada konsul dari bangsal lain,kebetulan waktu itu dapat konsul untuk liat anak yg lagi trombositopenia (ga tau et causanya apa).trus periksa2..gitu2 lah pokoknya..
Nah paginya harus sudah sampe dibangsal jam 5.30 tuh buat ikut follow up,kejadian lucupun terjadi..hahaha,disuruh manggi pasien untuk follow up ni ceritanya,tru datang deh ke kamarnya,udah dipanggil2 kok ga ada yg nyahut,dengan tanpa putus asa panggil2 lagi,eh ada yang namanya hampir mirip2 lah..yaudah aku samperin aja..kebingungan dimulai dari saat ini..Deg,perasaan matanya ga ada apa2..trus kenapa pake kateter..nahhh..udah aku ajak aja..eh sampe di depan ruang periksa disamperin sama ibu2 perawat,lho dek mau dibwa kemana? me: follow up bu...ibu: lha itu kan pasien punya uro...me: ea..ea..ea...salah ambil,hahaha..semua residen dan perawat ketawa semuanya,termasuk pasiennya juga..Beuh,mantap deh..dengan muka innocent aku bilang ni ke pasiennya "hahaha,maaf pak,tampaknya salah ya pak.." bapak : ga pa pa dok..me: nanti bapak akan op kan? nah biar ga strress dan kaku memang mesti jalan2 pak (sotoy abisssss)..jiah,pasien dan para penunggunya ketawa semuanya,,,bener2 dah,keributan lucu dipagi hari..contd

Rabu, 16 Maret 2011

Cerita Si Penebang Pohon

Ini adalah sebuah cerita yang cukup menghentak diriku yang sok sibuk, sok penting, sok ramah, sok sabar, dan sok-sok lainnya ini. Manusia yang dengan segala kepongahan dan kesombonganya melakukan semuanya tanpa ada perhitungan, tanpa adanya kepastian tujuan, tanpa memberikan waktu buat barang sejenak untuk berpikir.
Cerita si Penebang Pohon dan Kapaknya
Suatu ketika ada seorang penebang pohon yang sedang mencari pekerjaan. Dia melamar ke majikan pemilik hutan. Sang majikan sangat terkesan dengan keterampilan si Penebang Pohon tersebut dan menerimanya sebagai pekerjanya. Sang Majikan kemudian berkata "besok kamu sudah bisa mulai bekerja. dan ini aku berikan padamu kapak yang masih baru untuk menebang pohon". Si penebang pohon sangat bergembira dan tidak sabar untuk menyongsong hari pertamanya dia bekerja.
Hari pertama, si penebang pohon dengan segenap kemampuannya berhasil menebang dengan rapi sejumlah pohon. Melihat hasil kerja si penebang pohon tentulah si majikan sangat senang.
Hari kedua, dengan semangat yang masih sama, si penebang pohon mampu menebang beberapa pohon tapi lebih sedikit dibandingkan hari pertama.
Hari-hari berikutnya si penebang pohon frustasi karena pohon yang berhasil ditebangnya semakin sedikit padahal dia sudah mengerahkan seluruh tenaganya untuk itu.
Karena malu dia berniat untuk keluar dari pekerjaannya. Dia berkata kepada majikannya "sepertinya saya sudah tidak sanggup lagi meneruskan pekerjaan ini. Karena semakin lama pohon yang saya tebang semakin lama semakin sedikit. Saya yakin, saya sudah mengerahkan semua tenaga saya untuk itu". Majikan sambil tersenyum menjawab " apakah kamu masih memakai kapak yang sama dengan yang aku berikan pertama kali?"
Penebang kayu : "masih"
Majikan kemudian berkata " aku melihatmu datang setiap hari untuk menebang pohon dengan kapak yang aku berikan padamu, tapi pernahkah kamu terpikir untuk merelakan barang satu hari untuk MENGASAH KAPAKMU dan membuatnya tetap tajam?"
Pesan dari cerita tersebut adalah jangan terlalu asyik (memaksakan diri) dengan seabrek kesibukan2 kita. Tunaikanlah hak tubuh kita,pikiran kita, ruh kita untuk beristirahat dan meng-upgrade-nya dengan hal-hal diluar kesibukan kita sehari-hari. Berekreasi, istirahat, bersujud dimalam hari bisa dilakukan untuk MENGASAH KAPAK KITA. Yakinlah bahwa masih banyak ujian dan tantangan yang bakal kita hadapi. Dan itu akan bisa teratasi dengan adanya keseimbangan dalam diri.
Teruslah berjuang kawanku, yakinlah bahwa kita bisa meraih mimpi-mimpi kita....

Kamis, 10 Maret 2011

Aku sekarang..

( I just wanna say, I can reach all the things I want. Dont be afraid when you have no idea to start. Just do what you've decided. From nothing being something. Be brief. Just by your own you can change you life. Nothing to be afraid of. Keep looking on the chance that can give you something. Never say, I can do nothing. Never say, my father just..my mother just, none of my relatives is ... You can choose and change your destiny. No matter what. Just do your best and you will get the best and He will give you the more best than you can imagine.)
Bachelor on Medicine....
Reporter on Efkagama Magazine...
Lecturer Assistant of Biochemistry Department...
Public Relation of Medical Emergency Rescue Committee...
Health Content Creator of NLT....
Aktif di SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu) , Medical Bioethics, Health Financing for Universal Coverage...
Trainer for Maternal Health...
Academic Affairs, Senat Mahasiswa FK UGM...
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)/ Student Executive Board of FK UGM...
Keluarga Muslim Cendekia Medika...
Medical Science Club (Medical Science Society)...
Grantee from many..
and so on and so on...



Selasa, 22 Februari 2011

doeng..doeng

Bismillah,,,,
Sebelumnya,tulisan ini aku tulis disela-sela kebosananku membaca dan menghafal sekaligus mempraktekkan (klo pas ga ada orang) check list OSCE Compre yang bentar lagi bakal aku jalani. Aku sangat ingin bisa lulus di gelombang pertama ini, bukan apa-apa, aku hanya ingin membahagiakan my dad and my mom.
Hemm, entahlah, entah apa lagi ini. Rasa yang sebelumnya pernah aku alami. Mengisi waktu-waktu ku dengan impian-impian nan indah yang sangat ingin aku wujudkan. Rasa yang membuatku menjadi sangat bersemangat meraih segalanya. Rasa yang bisa membuat setiap hembus nafasku menjadi sesuatu yang bisa memacu hormon endorfin dari otakku. Rasa yang entahlah, tidak bisa ku gambarkan dengan kata-kata...
Entahlah, entah apa lagi ini. Rasa yang dulu sempat membuatku sangat bimbang tentang keadaanku. Rasa yang membuatku galau tentang apa yang aku jalani. Rasa yang membuatku merasa sedih dan merasa bahwa aku tak pantas merasakan rasa ini, saat ini. Rasa yang membuatku merasa bersalah dan aku yakin aku salah.
Aku merasakan rasa itu lagi...aaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrrrrgggggghhhhhhhhh...

Jumat, 11 Februari 2011

Hanya Bernostalgia Kehidupan Waktu Masih Muda

Judulnya seperti seolah-olah (ga efektif banget bahasanya) penulis sudah tua padahal masih tergolong remaja lho..huaa labilll #abaikan
Yups,ini hanya sebuah nostalgia kecil ketika masih berstatus santri di suatu pondok pesantren kecil di Magelang sana. Alhamdulillah, sempat mengenyam pendidikan pesantren selama tiga tahun meskipun tidak soleh-soleh amat. Hahaha,,,santri nakal mungkin lebih tepatnya.
Seperti di pesantren-pesantren yang lain, kami disana belajar buaaaanyyyakk banget. Kitab-kitab fikih, aqidah, tajwid, nahwu dll menjadi makanan sehari-hari. Namun, tidak hanya hal itu. Banyak kisah menarik yang lucu aja untuk diingat dan di-remember kembali (iki opoooo jane).
Cerita 1
Ada bapak-bapak yang sering ngantar air minum ke pondok, namanya Pak Medi. Nah ini selalu ditunggu kehadirannya oleh anak-anak pesantren. Cerek kecil yang menghidupi. Hahaha..karena klo gak ada itu, kami gak minum deh. Kadang yang dibawa tuh airnya masih panas,biasanya kan langsung pada minum dari "cucuk"-nya itu, huaaa,,karena gak tau sering kebakar tu lidah. Parah santri kok grusah-grusuh (biarin :P).
Cerita 2
Nah tau gak, 1 kamar berukuran 3x3 bisa ditempati lebih dari 5 orang..haha..bener2 sempit. Tapi bukannya gak ada kamar, tapi pada cari kamar yang nyaman,hangat dan bersih. hauaua..kamarku termasuk kamar yang bersih dan hangat coz lantainya katu dan dilantai 2. Nah ,sebab tu kamar ku selalu penuh orang tiap maleeeemmm..parah,gak bisa gerak.
Cerita 3
Nah masih soal tidur2 ini. Bantal adalah barang berharga di pesantrenku. Nah apa kalian pernah tau bantal kayu? Bukan yang kaya film-fil di Cina tapi bener2 murni hasil kreatifitas (karena gak ada yang empuk) anak2 pesantren (tapi jelas bukan aku). Nah bentuknya itu balok berukuran 30x10x10 cm. Nah kemudian ditengahnya dibuat lengkungan atau bahasa jawanya "didhekok" sesuai dengan bantuk kepala. Jadi ntar bentuknya kaya gagang telfon gitu. Walaupun keras dan aneh tapi cukup nyaman dan jadi rebutan..hahaha..
Cerita 4
Terus ada barang lagi yang jadi primadona juga. Nah ini adalah kursi santai tanpa kaki yang langsung bersatu dengan meja. Ini dulu dipakai pak kyai tapi karena udah rusak dan sayag klo dibuang,ya sudah,dipake oleh anak-anak. Tuh busanya udah jebol kemana-mana,tapi tetep nyaman sebagai tempat belajar dan ngerjain tugas2 sekolah.
(bersambung lah..capek)

Minggu, 06 Februari 2011

Badan Koordinasi Pendidikan (Bakordik) Fakultas Kedokteran UGM – RSUP Dr.Sardjito


Badan Koordinasi Pendidikan (Bakordik) lahir dari sebuah kesadaran bahwa ada permasalahan pendidikan kesehatan terutama pendidikan dokter umum dan dokter spesialis yang perlu segera dicarikan solusinya. Tuntutan pemenuhan standar kompetensi dokter umum maupun dokter spesialis menjadi salah satu alasan utama dibentuknya Bakordik ini.

Bakordik merupakan suatu kesepakatan antara Kementerian Kesehatan dengan beberapa rektor universitas diIndonesia yang memiliki fakultas kedokteran yaitu Universitas Indoensia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Hasanuddin (UNHAS) tentang rumah sakit pendidikan. Tidak bisa dipungkiri bahwa keterbatasan dalam kapasitas dan ketidakjelasan wewenang siswa (KoAs dan residen) sering terjadi pada hampir semua rumah sakit pendidikan yang ada di Indonesia. Keterbatasan yang berarti jumlah pasien dan kasus yang ada tidak sebanding dengan jumlah siswa baik KoAs maupun Residen yang ada di rumah sakit pendidikan tersebut. Overcrowded-pun tidak bisa dihindari, yang tentunya akan menghambat proses pendidikan dan pengajaran di rumah sakit pendidikan.

Bakordik yang dibentuk sejak 3 Juni 2010 ini merupakan suatu kerja bersama antara Fakultas Kedokteran UGM dengan RSUP Dr.Sardjito. Di ketuai oleh dr. Sigit Priohutomo, MPH sebagai Direktur SDM dan Pendidikan RSUP dr. Sardjito, Bakordik ini merupakan salah satu bakordikpertama yang ada di Indonesia. Karena memang belum ada petunjuk khusus dari pusat tetnang bagaimana bentuk dan alur koordinasi Bakordik ini maka sampai saat ini masih dalam tahap pencarian bentuk yang tapat dan sesuai sambil mengerjakan agenda-agenda mendesak yang harus diselesaikan oleh Bakordik ini.

Bakordik yang di-launching pada tanggal 22 Juli 2010 ini sudah melaksanakan rapat perdana pada tanggal 26 Juli 2010 dengan agenda inventarisasi permasalahan dan kerja-kerja yang harus diselesaikan untuk mengoptimalkan fungsi Bakordik ini.

Agenda dan kesepakatan yang sudah terbentuk ini antara lain disepakati adanya pertemuan rutin tiap bulan sebagari sarana koordinasi dan controlling program, pembuatan standar pendidikan klinis di rumah sakit baik untuk KoAs maupun Residen, membuat daftar kewenangan klinis seorang KoAs dan Residen secara terintegrasi dalam mencapai standar kompetensi yang disyaratkan,tools indikasi tercapainya standar kompetensi bagi KoAs dan Residen, agenda pembentukan dokter pendidik klinis dan dosen pembimbing klinis dan pengefektifan hubungan koordinasi antara SMF dengan Bagian serta koordinasi terkait penyediaan sarana dan prasarana pendidikan klinis maupun preklinis. “Ternyata banyak juga ya kerjaan kita kalau di-list “,tukas dokter Sigit setengah berkelakar.

“Idealnya setiap universitas yang memiliki fakultas kedokteran harus memiliki rumah sakit pendidikan sendiri dan memiliki Bakordik masing-masing. Karena apa? Karena peran Bakordik sendiri sangatlah vital untuk menata dan mengorganisasi jalannya proses pendidikan yang kompleks ini dan bagi yang belum punya atau kesulitan maka pemerintah wajib untuk membantu dan memfasilitasi”tambah dr.Sigit.

Dalam waktu dekat ini prioritas kerja dari Bakordik FK UGM-RSUP Dr.Sardjito ini adalah membuat protap atau standar mekanisme pendidikan bagi KoAs dan Residen. Hal ini penting untuk bisa memenuhi kompetensi mereka kelak ketika sudah lulus dan menjadi dokter umum maupun dokter spesialis. Termasuk juga mekanisme bagaimana mengawasi sistem itu berjalan sebagaimana mestinya dan semua dokter pendidik atau dosen pengajar sudah terstandardisasi.

Harapannya ke depan Bakordik ini mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait pendidikan dokter umum-dokter spesialis dan hal-hal yang terkait di dalamnya. Dan kalau memungkinkan kita juga akan melibatkan anak didik (KoAs dan Residen) untuk berpartisipasi dalam Bakordik ini. Selain itu juga harapannya rumah sakit jejaring yang sudah tipe B seperti RSUP Klaten bisa ikut bergabung dalam Bakordik ini sehingga proses rotasi klinik bisa menjadi lebih mudah. (MFK)

Sabtu, 08 Januari 2011

Ngidam...

Sateeeee.....aaak tidaaaakkk...(tes..tes..tes..hipersalivasi)
Jusss...manggaaaa...dinginnn..brrrr....
molen pisaaaannngggg.....kriuk..hangat..

The Woman!

The Woman I admire

wearing her attire
hiding her figure,
thus, curbing my desire..

The Woman I desire
fearing the (hell) Fire
is diligent in her prayers
for the rewards of life hereafter...

The Woman I encounter
is beyond bother
with the keen race
to beautify the face!

The Woman I ask
from dawn to dusk
is busy with ALLAH
murmuring, subhan'allah, subhan'allah, subhana'allah

The Woman I observe
certainly deserves
better respect
than what she expects

The Woman I listen
is very, very stern
for her it is a must
to control one's lust

But the Women I see
sad to say, most wear "minis"
alone I lament... "VIAGRA on heels"?
though they are not made for this!

The Woman I met
boasting her beauty
most probably by surgery?
but does she know it is all temporary?

Hence, the Woman I know
is advised to follow
the sunnah of our beloved Rasulullah
from head to toe....

The Woman I judge
often bears a grudge
EQUALITY, she requests (or rather protests)
but please bear in mind ALLAH'S inquest!

cited from http://www.islamicpoem.com/?q=node/268