Menjadi mahasiswa bukan berarti menunda untuk berkarya. Masa-masa perkuliahan tidak berarti menunggu untuk diwisuda baru bisa mengabdi kepada bangsa. Pola pikir tersebut seharusnya tertanam dalam setiap jiwa mahasiswa.
Terlalu banyak masalah yang harus diselesaikan dan ingin segera diselesaikan. Rendahnya pendapatan masyarakat, tingginya angka kematian ibu dan anak, perusakan hutan, kemacetan, penambangan liar adalah contoh kecil dari pekerjaan rumah bangsa ini. Permasalahan-permasalahan bangsa ini tidak bisa kita hanya bergantung pada pemerintah untuk menyelesaikannya.
Mahasiswa sebagai iron stock dan generasi pemimpin bangsa harus peka terhadap permasalahan ini. Mahasiswa harus mampu membalikkan persepsi orang tentang mahasiswa yang sering diidentikkan dengan demonstrasi dan kerusuhan. Terjun ke masyarakat, mendengarkan keluhan mereka dan memfasilitasi untuk bisa memecahkan permasalahan bersama-sama. Hal itulah yang harus di lakukan oleh seorang calon pemimpin bangsa, yaitu mahasiswa.
Banyak contoh yang bisa kita jadikan teladan bagaimana mahasiswa mampu membangun masyarakat. Kita bisa melihat bagaimana mahasiswa dari Universitas Negeri Jambi mengajari masyarakat suku Anak Dalam membuat kerajinan yang meningkatkan penghasilan mereka. Mahasiswa dari Intitut Pertanian Bogor yang mengenalkan jenis ubi baru berkualitas tinggi kepada petani. Atau ketika mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada membantu mengurangi ilegal logging dengan membuat energi alternatif biogas. Mahasiswa sebagai makhluk intelektual harus bisa menjadi pelopor terbentuknya masyarakat yang mandiri. Terlalu lama bagi kita untuk menunggu uluran dari pemerintah yang sudah terlalu sibuk dengan permasalahan bangsa yang ruwet ini.
Mahasiswa selalu memainkan peran dalam sejarah bangsa ini. Masa sebelum kemerdekaan, perjuangan kemerdekaan, tergulingnya orde lama dan orde baru menunjukkan bahwa mahasiswa adalah suatu kekuatan yang sangat potensial untuk menggerakkan bangsa ini.
Dua kekuatan besar yang dimiliki mahasiswa adalah idealisme dan kreativitas yang tinggi. Idealisme untuk mengabdi kepada masyarakat tanpa ada kepentingan apapun selain menginginkan hal yang terbaik bagi bangsa ini. Kreativitas tanpa batas yang mampu mengkonsep dan menciptakan ide-ide kreatif untuk membantu masyarakat menyelesaikan permasalahannya. Dua kekuatan inilah yang harus dimiliki dan dipertahankan oleh semua mahasiswa. Ingat bahwa di pundak 356.458 mahasiswa terdapat amanah dari 270 juta lebih penduduk Indonesia yang menanti karya-karya mahasiswa.
Manfaatkan kesempatan untuk menjadi mahasiswa yang prestatif kontributif dambaan bangsa ini. Jadi, tidak perlu menunggu yudisium untuk bisa berperan dalam membangun masyarakat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar